MENCINTAI DUA HATI
Penulis
Makinun Amien
el-em
Editor
Rosi Faroby
Shofi dkk
Ankres’s
Sekeluarga
Desidn cover
Ubaidillah
Ahmad Mahfud
Lay out
Ma’shum Fawaid
SERANGKAI KATA PENULIS
Alhamdulillah
wa syukurillah, segala puji hanya milik Allah. Tuhan semesta alam, Sang pemilik
dan pemberi cinta yang tak putus untuk hamba-hambanya.
Shalawat dan
salam senantiasa untuk manusia penuh
cinta yang tak lelah menyebarkan cinta
sepanjang hayatnya rasulullah SAW,
Bergeraklah
dengan energi cinta, niscaya tak akan
ada kamus lelah dan menyerah dalam langkahmu. Hiasilah harimu dengan cinta,
agar terkobar semangatmu selalu.
Saya menulis
bukan karna saya pintar, atau cerdas, tapi tidak lain hanya untuk berbagi ilimu
dan pengetahuan saya yang tak seberapa ini. Dan untuk melatih diri dengan
bermodalkan niat, dan tekat saya untuk menjadi seorang Mujahid, dengan sekian
banyak Allah memberi jalan untuk berjihad, sayapun memilih dengan cara menulis,
karena saya selalu teringat perkataan Prof. Dr. KH. Ali Mustofa Ya'qub. MA,
kepada muridnya yang berbunyi "Wa
laa tamuu tunna illa wa antum kaatibun" janganlah engkau mati kecuali
menjadi seorang penulis, dari sinilah semangat menulis saya tumbuh.
Jazakumullahu khoiran katsiran, untuk semua
yang ikut andil dalam merampungkan Novel ini, terutama : Penerbit, Ma’shum Fawaid,
Makmun, Ubaidillah, e_numb crew dan semoga Allah memberkahi langkah kita.
Sebuah
harapan besar agar kiranya terbuka maaf bagi nama-nama yang tak tersebut karena
faktor halaman.
InsyaAllah,
hati saya tetap terbuka untuk menerima berbagai kritikan dan saran dari sahabat
semua, baik melalui e_mail, sms, bahkan teguran saat bertatap muka, semuga kita
bisa menjadi sahabat yang saling mengingatkan.
Semoga novel
yang sekarang ada dipangkuan anda menjadi Motivator
bagi anda, semoga dapat meningkatkan gaya hidup yang lebih baik, bermanfaat dan
mendapat ridha-Nya amiin.
Istana mungil Blok
e –06
PP.MUBA, 27
april 2014
Moh.Makinun
Amien
THANKS TO
Allahurobby
Muhammad
Nabiyyina
Ortuku
Abd.Rozaq & Marwa
Guru-guruku
semangat
hidupku ”Purnama”
My
best friends, MA’shum Fawaid, Makmun, Zainal Arifin & Mba’ Cha-cha
Kakak-kakak
dan adik-adikku
Bagi para pembaca yang sudah meluangkan
waktunya membaca novel mini ini semoga bermanfaat amiin……………….
Cerita ini
hanya fiktif belaka, apabila ada kesamaan, baik nama, alur, tempat, waktu dan
suasana, penulis minta maaf, karena itu tidak lain hanya kebetulan yang tak
pernah diinginkan oleh penulis.
Daftar Isi
Serangkai kata penulis............................................................
Thanks to.................................................................................
Daftar isi..................................................................................
Surat untuk Tuhan dan Riyan.................................................
Liburan panjang.......................................................................
Tunangan................................................................................
Faqih datang............................................................................
Gerimus tangis........................................................................
Mencintai dua hati...................................................................
Faqih kembali..........................................................................
Kehilangan...............................................................................
Akhirnya janur kunin mulai melengkung.................................
“Jika cinta karena
kebaikan, segalanya yang tercipta setelahnya adalah kebaikan, yang bisa lebih
dari sekedar cinta. Sebaiknya, jika ia
mencintai diatas pacu landasan keburukan, yang menjadi rel untuk menempuh
jalanya pula kejelekan-kejelekan yang setelahnya.”
(FIKRI HABIBULLAH M)
1
SURAT UNTUK TUHAN DAN RYAN
Tuhan...!
Kaulah
sang khalik yang mempunyai sifat Ar-rahman
dan Ar-rohim kepada mahluq. Akulah mahkluk yang membutuhkan itu semua,
dari sekian banyak hati, perasaan, jiwa insaniyah, yang telah aku sakiti tak
ter kecuali orang yang telah melahirkanku kedunia ini, dan orang yang telah
mengenalkanku pada-Mu dan agama-Mu. Masih adakah pintu maaf bagiku?, bagi orang
yang sebejat, durhaka, sekotor aku. Masih pantaskah aku hidup di surga mewah
megah-Mu itu?
Tuhan…!
Aku
bisa bercumbu rayu dengan cinta-cinta yang ku punya saat itu, aku bisa
tersenyum lucu, manja, didepan mereka. Aku bisa segalanya didepannya.
Bahkan…! Aku
bisa memanipulasi mereka dengan cinta palsu, membodoh-bodohi mereka dengan
semua itu. Aku tak lebih dari qarun yang tak pernah mensyukuri apa yang telah di
milikinya, aku tak lebih dari fir’aun yang membangga banggakan dirinya, aku tak
lebih dari hewan buas yang menerkam setiap mangsanya yang ada di dekatnya.
Bahkan……..! Aku adalah mahluk paling buruk dari semua mahluk yang kau ciptakan.
Kelak…! apakah
aku termasuk mahluk bodoh yang memakan daging busuk dan bau. Sedangkan di
hadapanku ada daging, matang, bagus dan harum. Apakah aku termasuk mahluk
pencari kayu bakar yang bodoh, yang tidak mampu memikulnya tapi terus menambahnya. Atau kah…..! Aku mahluk yang bersolek dengan
perhiasan disemua anggota tubuhnya, yang hanya memperdulikan kehidupan dunia.
Itu semua terurai jelas dalam tour religi kekasih-Mu.
Tuhan….! Aku
takut semua itu.
Di
sela-sela kerapuhan hidupku yang sudah terbaring kaku, lugu dan dungu. Dihadapan-Mu
aku memohon ampunilah dosaku. Tiada tuhan yang pantas disembah kecuali engkau,
hanya engkaulah yang memberi
pertolongan. Hanya kamulah yang mengendalikan semuanya dan hanya karna
engkaulah aku ada, hidup dan matiku ada ditangan-Mu.
Tuhan…! Panjangkanlah umurku jika aku akan
beribadah dan mengerjakan amal soleh-Mu, jika tidak…! Bawalah aku bersama
bidadari-bidadari disurga-Mu itu.
**(M2H)**
Detik
ini, Malam ini, dan saat inilah aku luapkan semua kesalahan yang telah aku
perbuat. Tidak ada yang tahu soal hati dan perasaan, setelah aku kehilangan
semuanya baru aku sadar. Bahwa Aku ini telah menyia-nyiakan kesempatan dan
kalah oleh bujuk rayu syaitan (Naudzubillah) ingat……..!!! hati-hati kawan,
nafsu dan cinta sulit di bedakan.
“Kesempatan bukan tontonan tapi
perbuatan “
(R.K.H. ZAKKY)
**(M2H)**
Assalamualaikum
Wr. Wb
To
: Ryan yang tersayang
Ryan, sayangku maafkan aku,
akhir-akhir ini aku tak sempat memberimu kabar. Ada sesuatu yang harus
kukatakan kepadamu, sebelum kamu mendengar semua ini dari orang lain, secarik
surat ini menjadi wakil hatikku yang berbisik tak bicara karna aku takut hatimu
sakit.
Ryan sayangku, maafkan aku, aku
sudah ditunangkan oleh orang tuaku………..!!!
Aku tak bisa
menjaga cinta yang kau titipkan untukku, dan itu semua bukanlah kehendakku
melainkan keinginan orang tuaku.
Aku tak bisa melanjutkan surat ini
hingga terurai jelas karna aku tak sanggup untuk membendung Air mata yang telah
membasahi separuh kertas yang telah berada dipangkuanmu itu.
Dariku yang selalu
Merindumu
Nailatul fitryah
**(M2H)**
Ya Allah......
Rencana apa yang kau berikan pada
hidupku apa ini cobaan atau ujian….? Untuk menguatkan mahligai cinta dan
kesetiaan bagi hambamu ini. Yang
kebingungan memilih setia atau taat pada orang tua?.
“Kecintaan pada sesuatu membuat buta
dan tuli”
(H.R. Tirmidzi)
2
LIBUR PANJANG
Pagi itu sangat indah dengan sinar
sang surya yang menembus menghangatkan jiwa. Embun yang meremas disetiap tangkai
ilalang, menyambut kedatanganku. Dihalaman kampus disalah satu kota dingin
malang.
Aku adalah Mahasisiwi dari Madura
yang terkenal dengan julukan pualu garam, tepatnya disalah satu pulau terpencil
paling timur. Santa. Ya… Santa adalah tempat kelahiranku. Aku tumbuh besar
Disana, Empat perempuan tujuh laki-laki yang satu kampus denganku. Mereka itu
dari pulau indahku.
Dikota dingin ini banyak hal yang
aku dapat. Selain pendidikan, kebudayaan, Kemandirian dan banyak hal lain yang
tak dapat aku sebutkan.
“Hai,Pagi nai…!” Ryan menyapaku.
Membuyarkan semua hayalanku.
“Yah..!
Ryan Ngagetin deh” jawabku cuek.
Ryan adalah laki-laki baik yang pertama aku
kenal di Universitas di kota ini. Dia
orang yang baik, Pintar,Cerdas dan Ganteng lagi. Setelah kita lama kenal
sekitar kurang lebih 3 tahun dia memberanikan
dari untuk menyatakan cinta kepadakku. Dan sekarang dia telah resmi
menjadi pacarku.
“maaf, kalau ganggu” pintanya manja.
“Apasih yang kau fikirkan? Kayaknya
serius amat” Imbuhya.
“nggak kok, aku cuma tiba-tiba ingat
ortu di rumah”
Kring…..kring….
Bel
sudah berbunyi menandakan aku harus masuk, dan fokus kepada penjelasan dosen
yang di depan. Di penghujung penjelasanya, dosen menegaskan bahwa mulai besok
libur, hingga 2 bulan yang akan datang. Tak tahu kenapa sepertinya liburan kali
ini begitu berbeda, rasa bahagia mengalir dalam nadiku dan tumpah dalam jiwaku,
tak seperti biasanya, liburan tahun lalu bagiku biasa saja dan sekarang
sepertinya berbeda, apa karna aku kangen pada orang tua tercinta yang selalu
menuangkan dan mengalirkan munajatnya kepadaku, yang berjuang demi agama Allah,
atau juga aku merindukan adik-adikku yang selalu tersenyum lucu ketika aku
memanjakanya.
Aku tak bisa berfikir apakah aku
bisa menjalani hidup tanpa ryan, satu hari saja, apalagi 2 bulan aku tak tahu
itu, semua rasa telah bercampur dalam otakku.
“Yan, kamu tahu gak?” Tanyaku
menghampirinya yang sedang duduk di kantin kampus.
“tau apa sih? ” Dia malah balik nanya
“Itu, tetang liburan panjang” imbuhku
memperjelas
”Oh…itu aja, gak usah bahas kalee...
Semua orang disini tahu kalau liburan itu besok” jawabya sinis
“Nyebelin deh, maksud aku, kita gak
bisa bersama lagi dong” jawabku manja…
“Jangan lupakan aku yan…!” Imbuhku.
Ryan adalah anak madura juga’ tepatnya di kota Bangkalan,
Kota tersebut terletak paling barat dari pulau Garam. Pada saat itu aku
mengikat janji pada Ryan, nanti kalau kita sama-sama lulus, kita akan jujur
pada ortu kita masing-masing, hingga kita merajut dalam mahligai cinta yang
satu, halal hingga abadi nantinya.
**(M2H)**
Pagi itu benar-benar datang di mana
aku akan bahagia bertemu keluarga, dan gelisah berpisah dengan Ryan.
Batu adalah kota terakhir ku
injakkan kaki ini. Disini, dalam terminal ini aku masih bersama Ryan dan
teman-temanku yang sama dari Madura. Dari terminal batu, Malang, menuju Madura
(Bangkalan) kurang lebih 3 jam waktu yang di habiskan. Disinilah di terminal
ini perpisahanku dengan Ryan di saksikan oleh khalayak orang.
“Nai…! Aku turun ya” Sapanya padaku.
“Iya, hati-hati dan jangan lupakan aku
Yan”
Kembali aku meneruskan perjalanan, hingga
tiba di terminal sumenep dengan membutuhkan waktu kurang lebih 4 jam. ini semua
tak lepas dari peran suramadu yang membentang dan menghubungkan madura dan
surabaya, banyak sekali perubahan dan perkembangan dipulau indahku ini, mulai
dari pembangunan, pertanian dan hingga perikanan semuanya canggih. tak lagi
mengandalkan tenaga manusia atau hewan untuk mengerjakan aktifitas-aktifitas
tersebut, melainkan serba teknologi canggih, yang tak lain berperan sebagai
kolonil dan penjajah bagi negara, terutama pada agama kita.
Sekarang aku sudah berada tepat di
depan Kapal (tongkang), tinggal selangkah lagi aku sampai di tempat yang ku
banggakan dan yang ku impikan, Santa pulau keindahan, sejenak ponsel ku
berbunyi
>>
dinda ku titip cinta dan kasih
Untuk kau
rawat,
Hingga
kita nanti, sampai kita kembali
Bersama
dalam cinta Ridha Ilahi.
Pesan dari riyan, singkat, padat dan
jelas, menggelitik bibirku untuk tersenyum 1 centi.
Panorama indah kambali ku rasakan di
bibir pantai pelabuhan Katidor dan Toldo yang masih asri, pemandangan disini
aku nikmati hamparan pasir putih yang tak kutahu berapa banyaknya di setiap deburan ombak yang
membawanya, hingga terdampar indah dihadapan ku.
“Ya allah
….
Begitu banyak nikmat yang kau berikan
kepada hamba, namun hamba lupa untuk mensyukurinya. Tangan kanan kiriku
terpenuhi oleh pasir yang engkau ciptakan, dan nikmat-Mu melebihi banyak
hamparannya”
Kakiku kembali menginjak kokoh dipulau
ini, keluargaku menyambut bahagia kedatanganku yang 1 tahun satu kali itu, seperti
biasa, aku cium semua punggung tangan sesepuh, terutama kedua orang tuaku, itu
sudah menjadi tradisi di daerahku.
**(M2H)**
Lupakan kesedihan masa lalu,
lakukanlah hal yang bermanfaat, yang kau kehendaki ketika tuhan menetapkan
qadlo’ dan qodarnya atas dirimu, maka terimalah
dengan hati yang ridlo walau pahit rasanya.
(IMAM SYAFI’I)
3
TUNANGAN
Waktu tak terasa, selama bersama
keluarga gelak dan tawa slalu menemani perbincangan kita. sudah 3 hari aku
berada di rumah, seperti biasa hubungan ku dengan ryan slalu saling memberi
kabar.
>>meski jarak dan waktu memisahkan kita tuk
sementara…! Yang begitu pahit aku rasa mungkin di penghujung tahun nanti kita
akan selalu bersama atau akan merasakan kemanisan yang tertunda.
Ryan kembali mengirim pesan
gombalnya yang membuat aku tersipu malu dan semakin cinta kepadanya.
“Naila
….ada yang ingin kami bicarakan.“ ucap ayah yang sedari tadi berada di
hadapanku diruang tamu.
“Ada
apa sih yah…? Kayaknya serius amat” jawabku
“Gini
nai…seminggu yang lalu, H. Rasyid guru ngajimu itu kesini, beliau berdawuh pada
ayah dan ibumu, dia ingin meminangmu untuk putranya yang akan diwisuda tahun
ini juga, sama dengan mu”
“Dan
besok malam, beliau sekelurga mau kesini, mau nagih jawaban dari kami dan mumpung
kamu berada disini, ayah ingin membicarakan dan minta persetujuan dari kamu”
imbuhnya damai….
Kata-kata
itu membuat aku terdiam sekejap aku tak tahu, kata-kata apa yang harus aku
keluarkan, apa jawaban, keluhan, atau tangisan? Aku tak tahu semua rasa kembali
menghadiriku, mulai hambar, manis, asin, dan bahkan pahit bersatu dalam rasa
takut…
“Maaf…yah,
bukan aku menolak pinangan H.rasyid. Ini terlalu cepat aku masih butuh waktu
untuk semua ini yah….”imbuhku lemah.
“Aku
sudah punya pilihan sendiri yah” lirikku dalam hati
“Ya
sudah, kalu kamu memang butuh waktu
untuk semua ini,ayah akan bilang sama H.rasyid ” jawabnya rendah.
Kabar
ini tak di dengar oleh siapapun termasuk Ryan hanya keluargaku dan H.Rasyid lah
yang mengetahui ini semua.
tanpa
terasa tetesan kristal terjatuh di atas diary ku.
Ya allah….Kau Maha
Pengasih dengan Arrohman-Mu
Maha Penyayang dengan Arorhim-Mu.
Namun, tidak Tuhan limpahkan
kepadaku
Maafkanaku telah lancang melontarkan
kata-kata kasar.
Dan tak sopan
Dengan kehidupan yang berantakan
Kapan aku akan hidup dengan
keindahan?
**(M2H)**
Matahari terbenam meninggalkan
senyumnya, dan kembali keperaduanya, dia tidak segagah lagi seperti yang
sebelumnya menjabat sebagai raja siang, sekarang dia telah hilang Mengundang
kegelapan dan kesunyian. hanya bulan yang terbentang, bintang yang bertaburan
yang ku jadikan pelarian tuk tumpahkan semua haru dan tangisan.
“Naila..kok
belum tidur, kan udah malam” sapa ibu mengahmpiriku lalu duduk disampingku.
“Nggak
ngantuk bu…” jawabku lemah.
“Nak…bukan
ibu ingin memaksamu untuk menerima nak faqih, tapi…ibu ingin mengantarkanmu
dalam kebaikan dan kebahagiaan demi masa depanmu” rayu ibuku lembut sembari
mengelus ngelus rambut panjangku.
“Lagian
faqih anak yang baik kok, pinter, cerdas, alim dan tampan lagi, hanya orang
bodoh yang tidak mau sama dia” tambahnya meyakinkan.
“Ibu…
apaan siih…!”
“Dan
betapa bahagianya seorang ibu, yang memilki anak atau menantu seperti faqih, dan
sekarang tinggal kamu,dia akan jadi milikmu selamanya ketika kau diam berarti
mau”
“Betapa
kecewanya kita ketika semua itu hanyalah hayalan atau mimpi yang tak sampai”
“Besok
malam dia akan datang kuharap kamu tidak mengecewakan” imbuhnya penuh harap.
Ibu…!
Kau
yang mengandungku, kenalkanku pada dunia
dan kau adalah guru pertamaku, kalau dengan jalan ini ibu bisa bahagia, apa
boleh buat, aku tak bisa membalas apa-apa kecuali patuh dan taat atas perintahmu,
selagi tak melanggar syaria’at ajara-Nya.
Setelah
itu, aku tidur begitu nyenyak, tanpa aku berfikir bagaimana ketika Ryan tahu
ini semua, kalau aku telah melanggar janjinya, sudah lama aku tak tahu dan
tidak memberi kabar kepadanya …maafkan
aku ryan….
**(M2H)**
Malam itu benar-benar datang,
H.Rasyid dan sekeluarga telah hadir tepat waktu, mereka duduk diruang tamu.
namun tak kutemui wajah laki-laki yang ingin mnghitbahku, faqih…ya faqih, dia
tak hadir di malam ini karena dia masih berada di pondoknya. Di luar madura
sana di jawa tengah tepatnya.
Sekarang ini mulai detik, menit dan
jam ini aku telah resmi menjadi tunangannya.
“Naila…!”
sapa ibu faqih yang sering aku panggil dengan sebutan umy dengan lembut.
“Iya
umy” jawabku dengan senyum.
“Kamu
begitu cantik malam ini nak, maaf…faqih tidak bisa hadir, dia masih mengerjakan
tugas dipondoknya” aku hanya membalas dengan senyuman.
“Mungkin, dalam waktu dekat dia akan
datang” imbuhnya semangat.
Kulihat
dua keluarga yang begitu bahagia, menikmati hidangan yang tak begitu seistimewa
hidangan para raja, sekarang beliau telah menjadi besan.
“Anakku
naila, hidup begitu membingungkan kadang searah dengan yang kita harapkan
kadang pula membelok kearah yang berlawanan” begitulah pesan singkat multima’na
dari H.Rasyid guru ngajiku dulu, yang sekarang telah menjadi mertuaku, aku
hanya bisa tersenyum malu.
**(M2H)**
“Dan
diantara tanda-tanda kekuasaanya ialah, dia menciptakan untukmu istri-istri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan
jadikanya diantara kamu rasa kasih sayang, sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum berfikir”
(Q.S
Ar-rum 214)
4
FAQIH
DATANG
Sudah
satu minggu aku bertunangan, tapi Ryan belum tahu tentang semuanya, apa aku harus
bilang yang sesungguhnya, tapi aku takut menyakitinya, tanpa terasa sudah 15
hari aku berada disini dan mengantongi kenangan yang begitu banyak, yang tak
bisa aku devinisikan per-incinya, namun tak bisa pula aku untuk melupakanya.
Siang
ini faqih akan pulang, dia tak lain sama juga liburan, kamis 13:30 wib, dia
sudah ada di pelabuhan kalianget yang di jemput oleh supir pribadi abanya.
Dimana satu
minggu sebelumnya dia telah resmi menjadi tunanganku, sore ba’da sholat ashar
dia datang ke rumahku dan sowan kepada keluargaku.
“Assalamu
‘alaikum.” sapanya lantang penuh ta’dzim
“’Wa’alaikum
salam.“ sahut ayahku.
”Faqih ini
kamu nak, baru datang ya?” Imbuhnya
“Engki.” Dia sambil menganggukkan
kepalanya dengan penuh ta’dzim di depanya.
Hari
ini pertama aku melihatnya, banyak perubahan yang ada pada dirinya. Dulu,11
tahun silam, waktu dalam kehidupan pendidikan, tak sadar dia sekarang telah
menjadi tunanganku dengan gaya baru,
rapi, gagah, tinggi, ganteng, tajir, dan sifat sopanya yang tak pernah luntur
dari dirinya.
Kembalinya
matahari kepraduanya membawa faqih beranjak dari tempat duduknya dan pamit
untuk kembali kerumahnya.
>> tak
pernah berfikir kalau semua ini terjadi tak pernah pula kebayangkan semuanya.
Mungkin ini
sebagian dari rencananya yang telah tercatat rapi di lauhul mahfudz sana, kita
jalankan dulu ini semua. Meskipun pahit rasanya.
Teror
pesan teks masuk ke nomorku namun, aku acuh taacuh tak menghiraukan mungkin
hanya orang jail. Atau pesan nyasar.
Aku
mulai cemas, sampai saat ini ryan belum tahu tentang pertunanganku, dan dia
juga berhenti menghubungiku apa ada kaitanya dengan pertunangan itu?.
Tuhan......
Bagaimana
aku bisa hidup dengan bertopeng dua wajah pada mereka, yang tak pernah tahu
tentang cinta…
Dosakah aku
hianati mereka, bohong dengan janji yang di ikrarkan bohong dengan perasaan
yang tak diungkapkan
tuhan …!
Berikanlah
aku petunjuk di kehidupan bertopeng?.
**(M2H)**
Ku mulai
cari informasi tentang Ryan, ku hubungi nomornya sudah tidak aktif mulai
beberapa hari yang lalu, maafkan aku Ryan, desirku dalam hati. Pagi-pagi sekali
ada laki-laki paruh baya menyodorkan kertas amplop kepadaku yang lagi merawat
taman di depan rumah, dia tak lain adalah pak Pos yang mengantarkan surat dari
Ryan untuk ku.
Assalamu’alaikum
wr.wb.
Buat
naila di kejauhan sana
Aku tak tahu
sekarang ada dimana, mungkin aku telah terbuang di kejauhan sana, terdampar,
terkapar, terpurk dalam-dalam.
Naila…! Masihkah
tumbuh segar dan indah bibit-bibit cinta yang kutanam di ladang hatimu waktu
itu?. Masihkah juga dia terawat, terpupuk, hingga menjulang tinggi dan
berkembang, ataukah semua itu telah layu terhempas topan dan banjir bandang,
kuharap itu hanya hayalan tidak dalam kenyataan.
Naila…!
Cintamu
masih satu, sayangmu masih utuh, ridumu masih terukir indah dalam lubuk dan
hatiku. Dan kuharap kau tak mengecewakan ku. Semoga dugaanku hanyalah bisik
angin berlalu.
Ryan.
Setelah aku
baca surat dari ryan aku semakin tak tega untuk mengatakan yang sebenarnya,
dosakah aku dengan ini semua?. Awalnya mataku hanya berkaca-kaca, setelah
semuanya ternyata sudah tumpah ruah keristal bening membasahi kertasnya hingga
tak tampak lagi huruf dan abjadnya.
“Ya allah
mengapa Kau harus menciptakan cinta jika dengannya aku tak bahagia, jika
dengannya pula semua jadi terluka. Katanya
cinta itu fitrah. Bagiku tak lebih dari musibah.
Mungkin aku
akan katakan yang sejujurnya semuanya, biar tak ada lagi keraguan dalam hatiku
dan hatinya, namun dengan kata-kata apa aku harus memulainya aku tak tega, aku takut menyakitinya karna
aku sayang kepada keduanya.
**(M2H)**
Cinta adalah kehidupan bagi hati dan
nutrisi bagi ruh. Dengan demikian hati tidak akan merasakan kelezatan,
keminatan, kebahagaan, dan kehidupan kecuali dengan cinta.
(Ibnu
Qoyyim Al-jauziyah)
5
GERIMIS
TANGIS
Kucoba
terus tanpa putus hingga sampai kepada yang kutuju, nomor Ryan aktif,
kuberanikan diri untuk mengatakan apa yang terjadi sebenarnya. Meskipun lewat
Hp yang sederhana demi kebahagiaan kita bersama nantinya.
“…………….”
“Halo, Asalamu
‘alaikum, ini Ryan kan?.” sapaku dengan tanya
“ Iya, betul
ini dengan siapa ya…?
Astaghfirullah
dia sudah lupa padaku, pada suaraku yang sering didengar merdu dan mengelamun
sahdu dalam irama hidupnya.
“Ini aku
naila” meyakinkan.
“Yan…
maafkan aku akhir-akhir ini aku gak ngasih kabar kepadamu” aku mulai pembahasan.
“Aku yang
harus minta maaf Nai…! Aku sebagai laki-laki kurang memperhatikanmu” jawabnya
penuh salah
“Yan………..!
Sebenarnya bukan cuma itu yang harus aku katakan kepadamu, tapi ini tentang
kita, tentang hubungan kita.”
“Ada apa
sih, kamu sudah mau cepat-cepat tunangan ama aku”
“Maaf yan…
bukan itu masalahnya, sekarang aku sudah di tunangkan”
“Nai… kamu
tidak bercanda kan, nggak’ lucu lo
bercandanya”
“Nggak Yan ini
benar, semua ini bukan kehendakku yan…!”
“Tut……tut.…tut.....”
Sambungan terputus
“Hallo…Yan,
Ryan…” Panggilanku ternyata putus, aku tak tahu apa yang ada di fikiranku,
sedihkah ryan dengan semua ini?, kecewakah dia, aku tak tahu berapa hati lagi
yang akan aku sakiti setelah Ryan,.
Waktu terus
berputar detik berganti menit, menit pun berganti jam, demi jam kulewati malam
yang kelam. Seperti biasa fajar terbit di ufuk timur sana, melontarkan senyum
dan salamnya pada dunia, dengan manis dia bercumbu dengan mahluk lain di
sekitarnya, kutitip salam kepadanya di kejahuan sana.
Ku layangkan
surat balasan untuk Ryan untuk menegaskan kejadian tadi malam.
Assalamu
‘alaikum wr.wb.
Teruntukmu
Ryan
Di setiap
hembusan nafasku yang kuhirup kembali, namamu mengalun indah di dalamnya, bukan
aku melupakan mu, bukan pula aku lupa atas semua janji kita. tidak, tidak ryan,
aku tidak bisa meninggalkanmu, tentang tunangan itu, bukan kehendakku tak lain
itu adalah peran ibu dan ayahku.
Ryan
…! Bersabarlah.
Mungkin ini
kepahitan cinta kita untuk menuju kemanisan yang tertunda.
Hatiku
selalu untuk mu
Naila.
Apa
yang harus aku lakukan selanjutnya ?, ataukah aku akan jujur pada faqih tentang
perasaan yang tak pernah ada. tapi bagaimana? Dia terlalu baik untuk disakiti
aku tak tega, yang terus berpura-pura di depan dia dan mertua.
“nai…”Ibu
memanggilku dengan lantang memudarkan semua lamunan yang kurangkai dalam otak
dan fikiran.
“
Ia…bu…bentar” sahutku sepontan.
Aku berjalan
gontai menuju keluarga yang menungguku di meja makan, di sana aku menemukan
faqih yang duduk manis, ikut serta menunggu ku mereka semua melontarkan
senyuman selamat datang, di sisakan kursi kosong di sampingnya, badanku
bergetar menggigil ketakutan, berdekatan dengan faqih, grogi yang aku rasakan
pada saat ini.
“ Ya Allah......
Kenapa aku
harus takut dan gugup
Berdekatan
dengan mahlukmu ini,
mungkinkah
Akan tumbuh bulir-bulir cinta ?
di setiap
ucapannya mengandung do’a
di setiap
senyumnya ada kesejukan
di setiap
langkah kakinya tersembunyi ibadah didalamnya.
Apakah
dia mahluk yang sempurna ?
ataukah
aku yang
terlalu hina ?’’
Acara makan siang
itu sudah elesai aku dan faqih di tinggal berduaan aku tak tahu apa yang akan
aku katakan, faqih pun memulai percakapan.
“Nai
…Bagaimana tanggapanmu tentang pertunangan?’’
Nampaknya
dia mengajakku berdiskusi, pertanyaan yang begitu sederhana tapi aku begitu
sulit mendifinisikannya. Yang berhubungan dengan hati, perasaan, jiwa dan ungkapan yang
sesungguhnya, aku diam begitu lama hingga aku temukan jawabannya.
“Menurutku
tunangan itu adalah suatu janji dalam ikatan dan awal dari pernikahan tanpa mengenal
cinta dan kasih sayang.”
Dia
diam mendengar pendapat yang ku lontarkan, dia hanya menyunggingkan senyum khasnya.
Aku
balas dengan bertanya balik kepadanya, dengan wajah menunduk tak menghadapnya,
karna begitu tajam matanya menusuk batinku
“Kak faqih
sendiri, bagaimana menafsiri kata cinta ?”
Dia sepontan
lihai menjawabnya bak seorang dosen dalam fakultas dengan jurusan menagement
cintanya.’’
“Cinta
adalah fitrah tuhan yang maha kuasa dengannya, api tak lagi panas, es tak lagi
dingin, duri tak lagi menusuk, jiwa yang
gundah dengannya bahagia, merana dengan ceria, amnisia dengannya biasa, dapat
mengubah sedih jadi riang, sakit jadi sehat, dan amarah jadi ramah, sebab cinta
bukanlah indera tapi adalah rasa.”
Aku hanya
bisa mengangguk dan tersenyum malu di depannya.
‘’Faqih kamu
adalah laki-laki istimewa, aku salut atas kepribadianmu” lirihku dalam hati.
Malam itu
sangat sunyi, jariku memainkan keypad handpone yang aku pegang, aku selalu
teringat kejadian tadi siang. Masihkah aku harus katakan bahwa aku sudah punya
pacar.?. dia laki-laki yang sangat baik, pintar, dan polos. Dosakah aku jika
megatakan dan jujur padanya?. Atau kah lebih dosa lagi kalau aku memendam
kenyataan yang tak pernah dia inginkan.? kuputar balikkan otak dan fikiran,
ber-ijtihad memutuskan suatu permasalahan kehidupan bercinta antara aku,faqih
dan ryan.
Ya… Aku harus mengatakan
baik-baik kepada faqih kalau aku sudah punya pacar, sebelum dia dengar dari
orang lain hingga menjadi salah faham dan semua ini jadi berantakan, aku yakin
faqih mengerti posisiku sekarang.
“Assalamualaikum…ini
kak faqih ya?” aku awali dengan sapa dan tanya.
”Waalaikum
salam..ada apa nai?” Dia tanya balik
“Ngak ada
apa-apa sih. Aku ganggu nggak?.”Tanyaku lagi.
”Gak kok,
memangnya ada apa? “dia mengulangi pertanyaan yang sama.
“Sepertinya
serius amat” imbuhnya.
” Kak ada
yang harus aku katakan ama kakak mungkin besok pagi dipantai”
Wahai malam
teruskanlah dan panjanglah. mungkin kata ini cukup pas pada keadaanku sekarang,
bisakah aku berucap tegap tanpa gugup dihadapannya. aku tak ingin pagi itu
benar-benar terbit dia melepas kan busur cahayanya sperti yang telah aku
rencanakan, aku duduk dipinnggir pantai ditempat duduk yang sudah disediakan.
”Hai…udah
lama nunggunya?.” Tanya faqih dengan senyum khasnya, dengan membawa minuman
ditangan kanan dan kirinya.
“Gak kok,
baru juga nyampek” dia menyodorkan minuman sambil lalu duduk disampingku.
Pagi ini
memang cerah ,gemuruh ombak dan semilir angin menghembus daun kelapa yang
melambai, menari mengajak pepohonan dan tumbuh-tumbuhan disekitar. Musikal alam
telah di dendangkan bertajubkan nuansa keindahan, keheningan dan kesunyian
bersatu dalam alam.
“Naila…!
Berita apa yang akan kau kabarkan padaku dibibir pantai yang indah dalam
suasana yang cerah ini?” Faqih memulainya dengan kata tanya yang dimodifikasi
oleh bahasa sastranya.
“Aku mau nanya, jawab dengan jujur ya
kak! apa kakak punya pacar?”
“Lucu deh,
hanya pertanyaan itu yang kamu ingin tanyakan kepadaku nai? Pertamakali aku
melihat perempuan, pertama kali aku mengenal cinta,dan pertamakali yang
memperkenalkan cinta itu adalah kamu. Kamu adalah perempuan yang pertama kali
kulihat, kamulah yang pertama kali yang
memperkenal kan cinta padaku dan kamu juga yang membawanya, tak ada orang lain dihatiku
kecuali kamu nai…”
“Boleh aku
jujur, sebelumnya aku minta maaf, aku telah mengecewakan kakak, aku telah
menyianyiakan kesetiaan yang kakak berikan”
“Apa
sih maksudmu?” Tanyanya meyakinkan
“Iya kak,
sebenarnya aku sudah punya pacar sebelum aku bertunangan dengan kaka, dan kita telah berjanji kalau
kita sudah lulus nanti, kita akan meresmikan menjadi satu ikatan, maafkan aku
kak…”
Suasana pagi yang indah kini telah berganti suasana
haru tangis, dan air mata tak lagi bisa aku bendung yang sebelumnya
berkaca-kaca kini telah ku tumpah ruahkan diatas pasir yang berserakan.
“Nai…tak
perlu kau tumpahkan air mata sucimu itu untukku, karna aku tak pantas untuk di
tangisi, aku hanya pantas di caci dan dimaki karna aku telah mengambil calon
orang yang bagimu sangat berarti ’’ katanya dengan linangan air mata di pipinya.
“Nai…dan
kenapa kau baru bilang sekarang, seandainya aku hadir pada saat pertunangan
itu, mungkin semua ini takkan terjadi dan untuk mengembalikan semuanya tak
semudah membalikan telapak tangan’’
Tangisku
semakin jadi, mulutku kaku untuk membalas kata-katanya, begitu mulia hatinya
yang tidak egois mementingkan diri dan cintanya, demi orang yang dicintainya.
“Nai…kenapa
tidak, jika kau merasa damai, aman, indah dan bahagia bersama dia aku relakan
karna kebahagiaanmu adalah senyum dalam tangisku, penderitaanmu merupakan
tangisan dalam hidupku.’’
“Nai…ingat,
hanya kejujuran yang mendatangkan kebaikan, kalau kamu bohong satu kali, kamu
akan bohong seterusnya’’
Air matanya
kembali jatuh dari telaga beningnya yang mengiringi dan mengaliri kedua pipi
indahnya.
Tangisku
semakin jadi, kenapa semuannya menjadi bagini?.
“Tidak,
tidak kak, aku akan berusaha dan akan belajar mencintai kakak “ imbuhkku
“Aku
kasihan pada kakak” lirihku.
Suasana begitu
hening, sepi, sunyi meski matahari telah bertengger pas di atas kepalaku yang
duduk di bawah rindangnya pohon kelapa.
“Naila…adikku,
hapuslah air matamu. Anggap saja semua yang terjadi pada hari ini tidak ada”
Memang
beruntung perempuan yang memilikinya. setiap perkataannya mengandung do’a.
disetiap senyumnya ada kesejukan disana. disetiap langkah kakinya tersembunyi
ibadah di dalamnya, sungguh mulia hatinya seperti malaikat yang sedang hidup di
dunia
**(M2H)**
Ketika aku menciptakan manusia,
aku tetapkan kasih sayang menjadi
sifat-ku,
dan aku harampan ke zaliman di antara
kalian, maka janganlah kalian saling
menzalimi
(H.R Ahmad)
6
MENCINTAI DUA HATI
“Ya Allah…!
Salahkah aku, jika cinta kepada
Dua orang yang keduanya mencintaiku,
menyayangi
Dua orang yang keduanya menyayangiku ,
apakah
Hati yang kau titip untukku, kau
desain dengan
Dua orang? ataukah mereka hanya
profokator
Cinta untuk sementara saja
Ya allah…!Tunjukanlah jalan lurus-Mu
yang
Akan membuatku masuk kedalam surga-Mu.
Pilihkanlah
Di antara dua mahluk yang akan menjadi
imamku.
Tatkala
surat balasan dari ryan menyambutku yang baru datang dari pantai, dimeja
terlentang dengan bertujuan kepadaku, kucoba buka pelan-pelan dengan sebaris
basmalah ku bisikkan dalam hati tak tersuarakan.
Asslamualaikum
wr.wb.
Ku
berjalan tanpa kepastian
Aku pergi
tanpa tujuan
Tapi…!
Semua itu
adalah kerinduan.
Rindu
seakan membelah langit biru.
Mengucapkan
shyahdu
Meledak
musnah, rapuh dalam qalbu.
Retak…!
Naila…!
Di ujung penantianku,
Ku berharap
kau akan kembali dengan sempurna dengan sendirinya.
Meski mega
tak lagi merah
Fajar
tak lagi terbit
Dan semua
kehidupan menjadi suram
Kelam…
Sunyi
sepi karna tanpamu.
(rapuh)
Naila….!
Cinta
bukan permainan yang bisa di kendalikan oleh pemainnya. Cinta adalah rasa yang
tanpa kita tahu dia akan hadir dan akan pergi tanpa sepengatahuan kita. diapun
akan memberi kenikmatan, kebahagiaan, kesakitan dan kepedihan bagi penikmatnya.
Naila…! Aku takpeduli kamu bertunangan
dengan siapa, bersama siapa, tapi aku takut kamu akan hanyut bersama arus cinta
yang di bawa, meski kamu menanggapinya dengan pura-pura. Cinta tek kenal waktu,
tempat, tahta dan pangkat. Karna cinta itu mahluk yang tak tahu diri dan tak memandang
pada siapa dia akan pergi.
Pendambamu
Ryan.
Ryan
begitu tahu isi hatiku. Dengan suratnya dia menyatakan kepedulianya padaku, dia
masih sangat mencintaiku.
“Maafkan aku
yan…bukan aku tak ingin setia’’ gumanku dalam hati.
Setelah
kejadian yang beberapa waktu lalu di pantai. akhir-akhir ini faqih tidak lagi
menghubungiku seolah dia kecewa padaku. Aku gelisah, tanpa suaranya yang biasa
mengalun dan berirama menjadi menu bagiku setiap hari, tapi…Sekarang, itu tak
lagi terjadi. mungkinkah dia patah hati ? ataukah dia sudah berpaling kelain
hati ? mungkin benar, kini…aku telah hanyut bersama bahtera cinta yang telah di
layarkan dalam samudra kasih dan sayang
yang selalu dia berikan.
Lalu
bagimana dengan ryan? dia adalah cinta pertamaku. dia yang mengajarkanku lima
huruf itu, darahnya yang mengalir dalam nadiku, nafasnya yang menjadi farfum
aromaku, cintanya yang merobek dadaku dan bersemayam dalam qalbu.
Mencintai
dua hati adalah aku, yang mencintai dan di cintai oleh dua pangeran yang bersemayam diantara senyum dan
tangisan, hidup adalah pilihan, cinta pun juga demikian.
Mencintai
dua hati bukan sesuatu yang mudah, bukan hal yang biasa di lakukan wanita. tapi
lumrah di kehidupan kita, meski agama memperbolehkan poligami itu bukan untuk
kita melainkan untuk laki-laki saja, itu pun dengan persyaratan yang serba ada.
Astahgfirullah
hal adzim, aku mencintai dua orang yang dalam islam itu tidak diperbolehkan,
Aku adalah
perempuan dengan satu pilihan, satu iman dalam berkehidupan karna aku tercipta
dari tulang rusuk satu rusuk laki-laki.
**(M2H)**
“Naila…kok
bengong sih?.” tanya ibu yang diam-diam duduk di sampingku.
“Ngak
ada apa-apa bu…! Aku sayang banget sama ibu.’’ jawabku lemah.
“Nai,
ibu baru selesai buat kue, mau gak kamu hantarkan ke rumah faqih?” pintanya.
Begitu keras
keinginan ibu untuk membuatku dekat dan akrab dengan faqih, betapa bahagianya beliau jika melihat
aku berduaan dengan faqih, bagaimana rasanya, jika beliau tahu bahwa aku punya
pacar?, ini tidak boleh ketahuan. Dan betapa sakit dan kecewanya jika beliau
tahu tentang ini semua.
“Iya bu…, mana
kuenya ?’’ ini kesempatan untuk kembali melihatnya.
Ku
langkahkan kakiku dengan kue di tangan kananku, menuju rumah faqih, di sana aku
awali dengan kata salam. Hanya umy yang menjawab sendirian salam yang ku
ucapkan.
“Eh…kok
kamu nai…Tumben kesini ?‘’ sapa umy dengan ramah.
“Iya…mi,
kak faqihnya ada ?”
“Ada
kok dia lagi tidur di kamarnya”
“Ini
mi kue dari ibu untuk kak faqih” Seraya aku sodorkan kue itu.
“Duduk
dulu nai…umy mau cuci tangan dulu”
“Iya
mi…”
“Ayo
kak bangun aku pengen tahu gimana kabar dan keadaanmu’’
desirku dalam hati.
Cukup lama
aku duduk di shofa yang ada di ruang tamu itu, namun tetap tak ku temukan
sesosok faqih, inginku melihatnya apakah
dia baik-baik saja?. Kayaknya aku mulai menghawatirkan hingga aku memutuskan
untuk pulang .
“Mi…aku
pamit, mau pulang” pintaku penuh malu
“Iya…hati-hati
nai di jalan’’ pesannya perhatian
Jarak antara
rumahku dan rumah faqih tidak terlalu jauh, mungkin sekitar satu kilometer, dan tak jarang aku sering
bertemu dengan aby dan umy, tidak dengan kak faqih. Akhir-akhir ini ia tidak
keluar kamar apakah dia masih butuh waktu untuk sendirian ? atau tidak bisa menerima kenyataan pahit yang ku berikan
waktu itu .?
Aku
tahu dengan tak sadar aku menemukan pesan di handpon (HP) ku yang sedari tadi
aku tinggal di kamar
Pesan
pertama.
>>Cinta
itu tidak pernah meminta melainkan memberi sepenuh hati. terimakasih atas kue
yang ibumu berikan melalui tangan kanannya, dengan sepenuh hatinya, sampaikan
pada ibumu salam dari ku.
Pesan kedua.
>>Terima
kasih juga kepadamu yang masih bisa berpura-pura cinta dan mencintaiku. Ku nikmati deritaku
padamu duhai pujaan…! takkan ku berpaling dari mu walau sekejap pun.
Pesan ketiga.
>>Cinta
itu bukan segalanya. namun… Bisa jadi
segalanya, itu karena cinta.
Tiga pesan
itu semuanya dari kak faqih, dan dia tahu kedatanganku kerumah nya, dia
berfikir kalau aku tak peduli padanya, tak
mencintainya dan tak perhatian kepadanya.
Iya…,
Itu memang benar, dulu. Sebelum aku kenal, akrab, dengan dia. Tapi … Saat
ini…seakan nafasku dialiri jiwanya, detak jatungku teriakkan namanya.
“Sekarang aku
mencintaimu kak, aku sayang kepadamu, aku tak ingin kehilanganmu, tapi aku
takut mengatakan jujur kepadamu. Karena aku juga takut mengecewakanmu lagi. karena aku masih tak
bisa untuk setia.” hatiku bicara.
Sehelai kertas yang dikirimkan dia selalu tergiang
dalam telingaku waktu itu.
Bidadari dalam
hatiku adalah kamu yang selalu membawaku dalam tangisanmu, memberi satu dalam
sekian jutaan maknanya memberi rindu dari disetiap senyumnya
Apakah itu
yang dinamakan cinta ? tak pernah kau tahu dan kau beri tahu isi hatimu yang
sebenarnya.
Apakah itu
cinta atau sekedar kasihan saja ?
Naila ……!
Matahari
terbit dari ufuk timur sana……..
Dan dia akan
terbenam menyisakan senyum
Pada dunia
Begitulah
cintaku tumbuh dari jiwaku
Yang
terukir di hatimu
Dan……..!
Dia cinta
akan menyelamkan dirinya di perpaduan kasih sanyangmu yang bernamakan hati dan
cintamu ini aku yang selalu merindukan mu.
(ABU-ABU)
**(M2H)**
Cinta itu
tidak pernah meminta
Tetapi
memberi sepenuh hati, rasa
Bahagia
biarpun sengsara, berkorban segala-gala
(Karena Cinta, Mestica Feat Inteam)
7
FAQIH KEMBALI
Tak ada
air mata untukmu di hari
Perpisahan
ini seolah beku, meski
Sedih
merayapi
(Ibnu
Hazm El Andalusi).
Tak terasa sudah 45 hari aku lalui
liburan panjang itu, dengan berbagai problem. Mengecap pahit manisnya
kehidupan dan terlalu banyak meminum
asinnya garam di lautan sampai saat ini aku masih haus akan kemanisan, keindahan
dan kesejukan. Tak seperti tanah gersang di musim kemarau yang retak, tapi
dengan itu dia akan segar menemukan jati
dirinya dalam musim penghujan, walau akan hilang, dia akan kembali hidup
segar, indah, nyaman. Karna selalu di aliri kasih sayang oleh langitnya sebagai
mana mestinya.
Ketika
bumi itu menghianatinya dia akan menangis merintih tanpa henti, hingga
merenggut nyawa penghuninya, di kenal dengan serangan banjir namanya.
Malaikat
di ciptakan oleh allah SWT dengan cahaya murni, mungkin kita tidak dapat
melihat cahayanya dia di karunia otak oleh allah untuk mengerjakan semua
titahnya, hewan di karunia nafsu oleh allah sehingga buta tak dapat membedakan
mana ayah dan ibunya, sedangkan kita manusia yang di karunia otak dan nafsu
oleh allah SWT dengan penciptaan paling sempurna. Kita dapat mengalahkan
malaikat yang hanya di beri otak untuk mengerjakan sesuatu, bahkan kita bisa
lebih bejat dari hewan yang hanya menggunakan nafsunya.semuanya tergangtung
kita. Kita yang menggunakannya Dan
memperaktekkan dalam kehidupan yang sesungguhnya.
>>Nai…nanti
sore aku tunggu kamu di pantai, karna besok aku dah mau balik kepondok.
Pesan
singkat dari Ryan memudarkan lamunanku, sekarang jam menunjukkan 09:00 WIB. Aku
berangkat dari kamarku menuju ruang tamu untuk nonton TV dengan film
kesayanganku FTV pagi, aktornya artis idolaku, yang sedang menokohi sosok
seorang “Arya”’ yang mencintai dan dicintai oleh dua orang wanita, Arya sangat
menyayangi keduanya, meski laki-laki di perbolehkan poligami, dia takut tidak bisa adil membagi kasih sayang,
kebahagiaan dan keadilan. Yang tegas dia mengambil jalan melalui istihoronya
yang diberi petunjuk oleh Ustad disekitar rumahnya. Hingga ia menemukan jati
dirinya yang sebenarnya. sebelumnya dia bingung tuk menentukannya. Mungkin,
itulah jodoh yang telah termaktub di lauhul
mahfudz sana. Seperti nokta di atas
putihnya tak dapat di hapus dan dirubah, tak dapat maju dan mundur sedetik dan
selangkah. Memang seperti perkataan para tokoh “kalau jodoh tidak kemana” iya
itu memang benar adanya.
“Mungkin
aku akan istihoroh seperti yang di lakukan “ arya” tentang cinta segi tiga,
kenapa aku tidak pernah berfikir sebelumnya? Ya... aku akan segera melakukan
secepatnya.”
**(M2H)**
Jam
dinding di rumahku menunjukkan 14:30, aku hampir lupa kalau ada janji dengan
kak Faqih, hari ini merupakan hari terakhirnya di pulau indah ini, dia akan
terbang keluar madura (pondoknya) karena sudah di butuhkan tenangnya menghadapi
santri baru yang akan memadati kantornya, kesantrian jabatannya.
Aku
bergegas mandi dan bersolek rapi, segar dan sejuk bak embun di pagi hari yang
kurasa, katanya sih…! He…
Tiba
disana tak ku temukan orang satu pun termasuk faqih, kemudian terdegarlah lagu
samar-samar yang tak asing lagi di kehidupan, terdengar merdu di kedua telinga,
terasa semakin dekat dan jelas lagu happy birthday to you…ku menoleh kebelakang dan kutemukan
faqih dengan sebuah kue pay di kedua telapak tangannya dan bertengger angka 19
di atasnya.
“Selamat ulang tahun naila…!”sambutnya
dengan senyum khasnya.
“ Faqih ! makasih ya, aku tak perah
berfikir sebelumnya, dan aku tak pernah peduli pada umurku kapan lahir dan
kapan matinya. sedangkan kamu, ya…kamu yang mengingatkan semua. sekali lagi
terima kasih kak”
Aku begitu sumringrah melihatnya.
tanpa terasa sungai kecil telah mengaliri kedua pipiku.
“Hapus air matamu dan kemudian tiuplah
lilinnya sebelumnya bermunajatlah kepada tuhanmu, alunkanlah do’a dalam hatimu”
“Iya kak”
“Ya Allah …berikanlah kepastian antara
dua plihan yang kau persembahkan kepadaku amiin…!” Lirihku dalam hati…
Aku tiup lilin itu, dan ku potong
kuenya. suapan pertama kuberikan untuk faqih, itupun karena anak-anak
memakasaku dengan berteriak.
“Suaapin…,suaapin….,suapin…”
Terpaksa aku menyuapinya tanpa aku
memperdulikan muhrim dan tidaknya.
Suapan kedua aku berikan pada
anak-anak desa yang ikut antusias merayakannya.
**(M2H)**
“Nai, aku hanya ingin mengatakan, jaga
dirimu baik-baik, aku mau balik besok, jaga kesehatanmu, lakukanlah semua yang
terbaik menurutmu selagi tidak melanggar syariat-Nya, aku akan selalu ada di belakangmu untuk mendo’akanmu.”
“Iya…,kakak juga jaga diri kakak baik-baik karena
pertemuan antara kita hanya satu tahun satu kali”
“Iya…nai, terima kasih,”
“Biarlah senja sore ini mejadi saksi,
biarlah derapan angin menjadi bukti, biarlah hamparan pasir menjadi pijakan dan
tapak kaki, aku mau nanya? adakah sedikit ruang untuk cintaku di hatimu?”
Aku diam begitu lama, sampai dia
mengulanginya, hingga aku tidak tahu berapa jumlahnya, hanya karena waktu dan
suasana yang membuatku bisu seperti seorang bayi.
“Nai…mungkin kau tak perlu
menjawabnya, aku sudah tahu kok jawabannya dari mimik yang kau pancarkan itu,
kamu bukan anak-anak yang tak bisa menentukan pilihannya, kamu sudah bisa
berfikir dan menentukan antara mana yang baik dan mana yang buruk”
“Nai…hanya kejujuran yang bisa
mendatangkan kebaikan, pesan terakhirku jaga baik-baik agamamu, kesehatanmu,
lakukan yang terbaik menurutmu, aku akan selalu ada di belakang mu”
Lagi-lagi kalimat tersebut selalu
terngiang di telingaku aku terdiam, dia meninggalkanku sendirian, lalu…aku
tersadar dalam lamunan yang panjang.
“Kak faqih…!” teriakku
Faqih yang sudah jauh meninggalkanku,
dia mendengar kemudian berhenti sejenak. Kuberlari mendekatinya lalu
“Makasih kak…atas semua kebaikan
kakak dan keluarga kakak”
“Selamat jalan kak” imbuhku
Air mataku mengiringi langkah demi langkahnya,
penyesalanku terbawa bersama kekecewaannya, ku melihat jalanya gontai hingga
dia hilang di telan semak-semak ilalang yang menghiasi indahnya hutan di dekat
pantai, hingga senja benar-benar hilang dalam dekapan malam.
**(M2H)**
Hari itupun benar-benar datang di
mana faqih akan kembali kepondoknya, rasa kecewa yang dibawanya sebagai
oleh-oleh ke sana, sebelum keberangkatanya dia pamit dan soan kepadaku dan
keluargaku sebagai mertuanya, dia duduk di depan rumah bersama ayahku dengan
kursi yang menjadi sandaran tempat duduknya dan meja menjadi alas di bawah
hidangan, dia mulai berbincang-bincang, aku hanya mengintip dari dalam rumah
dengan kaca sebagai satirnya.
“Faqih, kamu laki-laki yang baik aku
kagum atas kepribadianmu, “ lirihku dalam hati.
Tak lama kemudian, dia pamit untuk
pulang. Aku terus menatapnya, hingga dia hilang bersama tikungan yang di
laluinya.
Hilangnya faqih menghadirkan pesan
teks Ryan di Hp ku.
>> Naila, bagaimana kabar mu?.
Dia
hanya menanyakan kabarku seolah dia sudah tidak peduli dengan cinta yang
dititip kepadaku. Padahal hatiku masih luas untuk menampungnya, kemudian aku
balas pesannya.
<<
Alhamdulillah aku baik-baik saja, semoga cinta dan tuannya selalu dalam lindungan-Nya
amin…
Setelah itu dia tak lagi membalas
pesanku seolah dia sedang lari dari kehidupanku, aku tidak mengerti dengan
sikapnya yang baru itu, apakah ini salahku ? yang akhir-akhir ini tak pernah memberi
kabar.
Cinta
hanya bisa bertahan dengan kejujuran, saling mengerti, saling isi dan
melengkapi di setiap kekurangan yang ada, cinta itu, senang melihat orang yang
dicintai bahagia, cinta tak pernah melihat apa yang di terima melainkan apa
yang diberi, karna cinta adalah fitroh yang abadi dari sang ilahi.
Pukul 13:00 wib faqih berangkat
bersama keluarganya dengan mengendarai mobil berwarna putih miliknya, dia akan
di antar ke terminal bus yang menuju langsung ke jawa tengah dimana pondoknya
berada dan satu tahun lagi, dia akan kembali ke desanya, dengan membawa gelar
sarjana.
**(M2H)**
“Sesungguhnya
urusannya apabila dia
Menghindari
sesuatu dia hanya berkata
Kepadanya,
“ jadilah” maka jadilah sesuatu itu.
Maka maha
suci allah yang di tangannya
Kekuasaan
atas segala sesuatu dan
Kepadanya
kami di kembalikan.
(Qs. Yasin : 82-83)
8
KEHILANGAN
Matahari
telah berganti bulan, siang telah berganti malam, malam ini sangat sepi akupun
berinisiatif untuk melaksaakan sholat istikhoroh yang beberapa hari lalu aku
rencanakan.
Sesungguhnya
Rosulullah ialah memerintah untuk melaksanakan sholat istihoroh 2 Roka’at bagi
seseorang yang mempunyai suatu pilihan yang meragukan (Shohih Bukhori)
Aku
melawan dinginnya malam, gayung mulai mengaliri air pertamanya pada wajahku
dengan niatan tertentu untuk menghilangkan hadas kecilku.
Seketika
ku ucapkan takbiratul ihrom degan mengangkat kedua tangan, dalam ruku’ku, dalam
I’didalku, dalam tasahudku, dan dalam dari semua kedalaman itu adalah do’a.
“ Ya Allah
hamba memohon agar engaku memilihkan mana yang terbaik, Ya Allah hamba mohon
berikanlah kepastian dengan ketentuanmu. Karena sesungguhnya hanya engakulah
yang berkuasa dan juga yang maha tahu. Ya allah jika memang ini terbaik bagi
hamba, dalam agama hamba dan dalam penghidupan hamba, maka berikanlah perkara
ini kepada hamba, dan mudah kanlah ia bagi hamba, kemudian berikanlah
keberkahan bagi hamba di dalamnya.
Ya
allah…Jika sesungguhnya hal ini tidak baik bagi hamba, bagi agama hamba dan penghidupan
hamba, dan tidak bermamfaat bagi hamba, maka jauhkanlah hal ini dari pada
hamba, dan jauhkanlah hamba dari padanya dan berilah kebaikan di mana saja
hamba berada, kemudian jadikanlah hamba orang yang rela atas anugrah-Mu”
Kutumpah
ruahkan semua tangis dan air mata pada malam yang ber jubah hiam, mukenna yang
aku pakai basah, isak tersebut tak kunjung reda hingga membuatku lelap di
pangkuan sajadah. Tak lama suara adzan memanggilku untuk sholat subuh berjamaah
di masjid Al-Falah di samping rumah, tak terasa hingga fajar kembali tiba
seperti biasanya.
Aku
duduk santai diruang tamu dengan kue kering menemani kegalauanku sambil ku ber
main-main dengan remote TV ku. Hinggaplah di satu chanel yang tak asing lagi di
pagiku dengan tema “apakabar Indonesia pagi?, aku terbelalak seketika, ketika
mendengar berita kecelakaan tabrakan beruntun yang di alami oleh bus damri yang
dari Madura menuju (jateng) bahwa bus tersebut diakibatkan remnya blong,
ditemukan 7 penumpang meninggal di tempat , 43 orang mengalami luka bakar, 2
orang hilang,dan13 orang kritis.
”Ya allah..... lindungilah faqih dari
mara bahayamu”
Astagfirullah, dari daftar nama
penumpang yang di tampakkan di layar kaca, nama fakih ada disana, setelah aku
telusuri beritanya ternyata sesuai dengan identitas yang di milikinya. Kalimat
istirja’ pun keluar dengan sendiriya
“Inalillahi waa inna ilaihi rojiun…
ibu…ayah’’ panggilku menjerit
“Ada apa Nai…ko’ teriak-teriak
sih”
“Bu’... lihat bu’, lihat… faqih bu’,
faqih… Dia mengalami kecelakaan bu’…” tangisku semakin jadi.
“Yang sabar
ya Nai… kita sekarang berangkat ke tempat kejadian untuk memastikan
kebenarannya. Bisa saja ada orang yang mirip dengan namanya”
Aku
dan keluarga berangkat menuju TKP tanpa ku beri tahu keluarga faqih, namun
semua korban telah di evakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), di sana aku
mencari daftar pasien di kasir, tidak ada yang bernama faqih, aku mondar-mandir
kebingungan, tanpa arah dan tujuan hingga membuatku ke ruang mayat, di sana aku
menemukan keluarga faqih.
“ Umi…! Apa
berita itu benar mi…? Tanyaku dengan linangan air mata.
“iya
nai, itu benar, ini faqih, faqih tunanganmu” beliau menunjukan dengan
tetapanya, kepada faqih yang sudah terbaring dengan tubuh yang hampir gosong
sampai kita tidak mengenalinya. Aku tatap satu persatu di sekitarnya…. tak satu
pun ku temui kegersangan mata tanpa airnya, semua orang di sana menumpahkan
tangis dalam matanya, duka cita yang di rasakannya, merasa kehilangan se sosok
faqih dalam kehidupannya……. Aku hanya bisa menangis, diam, menangis, diam,
menangis, di sampingnya. Kembali kalimat istirja’ keluar tanpa di perintah.
“
ya allah dengan inikah engkau menjawab munajat dalam tahajjud hamba,?” gumanku
dalam hati.
Dan setiap yang bernyawa tidak akan
mati kecuali dengan idzin allah, sebagai ketetapan yang telah di tentukan
waktunya
(Q.S. Ali Imron:145)
**(M2H)**
Acara pemakan sudah di laksanakan.
disinilah masih banyak bulir-bulir berjatuhan, semua orang pulang setelah dibacakannya
talqin, hanya abi dan umi yang menemaniku memanjatkan lembaran dari Surat Yasin.
Kembali butiran itu tumpah tak terasa di setiap lembarannya, seakan dia ada di
dalamnya dengan senyum khas nya. Tangisku semakin jadi.
“ Ya Allah, kuatkanlah aku dengan
semua ini” gumanku.
Yasin
pun selesai dibacakan, kembali aku berdo’a yang di pimpin oleh abi.
“ Bismillahirrahmanirrahim.
.......................................................
........................................................................
Rabbana atina fiddun’ya hasanah, wafil
akhiroti hasanatau waqina adzabannar …amin…!’’
“ naila…yang sabar ya…do’akan saja
semoga faqih tenang di alam sana dan insyallah dia sudah tersenyum di surga-Nya”
nasehat abi kepadaku.
“ iya bi. ”
“Aku pamit dulu bi, miy.” imbuhku
“ Iya…Gak mau bermalam disini nak? “
sahut umi
“ Insyaallah mi, nanti naila akan
kembali bersama ayah dan ibu.“ jawabku.
Kucium punggung tangan abi dan umi
untuk pamit kepada beliau
“hati-hati ya nak di jalan. “ pesannya
“ iya mi…”
jawabku
Akupun
pulang dengan lambayan tangan mengiringi langkahku bersama pulangnya raja siang
ke peraduannya. Seakan menyaksikan rasa pilu yang ku perankan dalam drama Tuhan,
seakan ikut sedih, dia meredubkan cahayanya, tumpahkan tangisanya dalam malam
yang kelam. Tibanya di rumah, kutuangkan semua rasa capek dan ngantukku di
shofa yang ada di ruang tamu rumahku. Di sana aku temukan selembar amplop yang
terlentang manis masih di atas meja tertulis teruntukku di atasnya. Aku buka
dengan rasa takut dan penasaran, ku temui selembar surat dari Ryan di dalamnya.
Assalamulaikum
wr.wb.
Naila
bagaimana kabarmu ? setelah sekian lamanya kita tak saling tahu menahu tentang
keadaan kita, dulu…hati ini gersang, kering, haus akan hujan cinta dan kasih
sayang, semenjak aku mengenalmu seakan ada kesejukan tersendiri, yang gersang
menjadi subur, yang kering menjadi basah, tak lagi ada kehausan akan rasa cinta
dan kasih sayang denganmu, karnamu, bersamamu. Itu semua terjadi.
Dulu…waktu
mataku tak bisa menatap kecuali wajahmu, bibirku tak bisa bergeming kecuali
mengalun namamu, telingaku tak bisa mendengar kecuali rayumu dan hatiku tak
bisa menampung cinta kecuali milikmu…….
Dulu
disetiap pagi,siang dan sore selalu kuberikan salam kasih dan sayang kepadamu.
Tapi maaf, semua itu telah sirna,
pupus, pudar di telan waktu dan zaman. Yang telah terlewatkan. Kini…! kegersangan
hati dan kekeringan jiwa tak kenal musim penghujan untuk membasahinya.
Kini…!
mataku tak lagi buta, bibirku tak lagi bisu, telingaku tak lagi tuli dan hatiku
seakan selalu ada pada setiap jiwa-jiwa yang mencintaiku dengan utuh kini…! tak
ada pagi, siang, dan sore lagi untukku tebarkan semua perhatian. Amun waktu itu
telah terisi oleh mahligai cinta dan kasih sayang oleh seseorang.
Naila…! Aku
harap kamu hadir nanti, di pernikahan ku dengan zahroh. Mungkin dengan jalan seperti
ini kita akan lebih baik
wassalam.
Yang
pertama dan terakhirmu
Ryan
Bergegas
aku berlari menuju kamar,di sana aku tumpahkan tangis dan air mata, dan aku
temukan undangan miliknya dalam amplop yang aku pegang, tangisku semakin jadi,
aku telah Kehilangan dua orang yang keduanya sangat aku cinta dan aku sayang
semuanya telah pergi dengan alasan yang berbeda dalam tujuan yang sama untuk
meninggalkanku terpuruk sendirian.
“Ya Allah…!
rencana apa yang kau berikan padaku, kau telah ambil dua orang yang aku cinta
dan kusayangi kau tumbuhkan cinta di antara kita. Tapi mengapa kau juga yang
menghilangkan cinta kita, yang telah tertanam dalam-dalam, tumbuh besar,
berkuncup dan berkembang.
Ya allah…!
jangan kau buat aku kafir atas cobaan yang kau berikan…Jangan kau tumpahkan
amarahmu kepadaku seorang.
Ya allah…!
maafkan aku sesungguhya hanya engkaulah yang maha tahu.
“jangan engkau berkeluh kesah atas
musibah yang menimpamu, ingatlah ! musibah dan cobaan di dunia ini tiada yang
abadi suatu saat pasti berganti kebahagiaan”
(Imam Syafi’i)
**(M2H)**
“ Jangan berputus asa meskipun kamu
telah berdo’a dengan keras, ada saat penundaan di dalam menerima karunia yang
di harapkan. Dia telah menjamin bahwa dia akan memenuhi apa yang di pilihnya
untukmu, bukan apa yang kau pilih untuk dirimu sendiri dan pada saat yang dia
tentukan, bukan pada saat yang kau iginkan”
(Ibnu Athaillah)
9
AKHIRNYA JANUR KUNING MULAI MELENGKUNG
Hari minggu, tanggal...,bulan...,tahun...,
tibalah di mana, akad nikah antara Ryan dengan Zahroh akan di sakralkan.
Aku harus
bagaimana ?, apa yang harus aku lakukan?, sedangka faqih sudah pergi selamanya
dua hari yag lalu, kini kembali aku akan merasakan kehilangan orang yang
pertama aku cinta dan kusayang, yang pertama mengisi kekosongan hati yang
gersang, kini dia telah hilang dibawah nauangan janur kuning yang melengkung
tak membentang.
“Ya Allah...
Hamba tahu
ini semua salah hamba, kuatkan dan tabahkan hati dan perasaan hamba dalam
cobaan yang tuhan suguhkan pada menu kegalauan yang melintang ”
Akupun
hadir pada undangan itu, dalam hati tak ingin menghadirinya tapi rasa ingin
melihat wajah terakhirnya dan ingin melihat senyumannya, meski senyum itu bukan untukku. Aku relakan hati
tergores sembilu oleh senyum yang disunggingkan itu, tampa ku sadari air mata
kembali menetes, menetes dan terus menetes, hingga pipiku karam dalam lautan
kesedihan, lebih parahnya lagi istrinya adalah Zahrotul Jannah teman pondokku
dulu.
“Ya allah...
Kenapa
engkau memberikan ini semua, memberikan cobaan dan ujian yang membuatku hina di
mata manusia dan mahluk lainnya aku akan berusaha tuk lapangkan dada, meski
mata tak bisa membendung hujan tangisan, hingga aku menemukan jati diri yang
sesungguhnya.
Setelah
akad tersebut dilafadkan, kedua pasangan dan keluarganya berdiri dan berbaris
merayakan kemenangannya, semua undangan mengucapkan selamat kepadanya tidak
terkecuali aku sebagai tamu disana.
“Ryan, selamat ya.” Aku ucapkan
tanpa melihat mata bundarnya.
“Mbak naila kan?”Celetuk zahroh yang
sudah menjadi istrinya, aku hanya tersenyum luka.
“Iya dek zahro selamat ya” imbuhku
Aku
mulai berbincang-bincang dengan istri mantan cowokku itu, aku berusaha menahan air
mata tapi tak bisa, hati tak mengizinkan, terdorong perasaan yang ingin menuangkan.
“Mbak kenal sama mas Ryan?” tanya
zahro
“Iya zah, aku kenal di kampus,
kebetulan Ryan satu kampus denganku, dan…” aku tak melanjutkan kata-kataku itu, aku takut dia terluka akan semua yang
aku katakan bahwa aku ini adalah mantan pacar suaminya.
“Iya…,dan aku adalah mantan pacarnya…!”
tambah Ryan dari belakang
“Nai... apa kamu sudah puas dengan
semua yang kamu lakukan, pertama kamu menghianati cintaku, waktu kita pacaran
dulu, dan yang paling parah kamu mau merusak acara pernikahan kita, dan berkata
macam-macam pada zahroh.”
“Astagfirullah … yan, segitu
bencinya kamu kepadaku, memang aku orang yang menghianati cinta yang pernah kau
titipkan itu. demi Allah, aku tidak pernah berniat untuk menjadi pengacau di
acara pernikahan kalian, dan sedikitpun aku tak pernah bicara macam-macam pada
zahro, seandainya aku tahu, kalau akan menjadi seperti ini aku tak akan pernah
hadir dan menghadiri pernikahan kalian.”
“Sudah, cukup,cukup…”teriak zahroh
dengan tangisnya.
”Meski kalian sudah tak ingin
menghargai pernikahan ini hargailah orang tua kita, dan undangan yang
ada…hik…hik”
“Mbak, aku tahu, mbak adalah orang
yang baik, enam tahun kita bersama,
dalam penjara suci kita membina persahabatan yang tak pernah punah.”
“Dan kamu kak…kakak juga baik, aku
takut, gara-gara aku kakak dan mbak naila akan bertengkar dan bermusuhan, lebih
baik aku akan pergi dan aku mohon ceraikan aku kak…!”imbuhnya
“Tidak, tidak zah...! Aku sangat
mencintaimu, itu semua masa lalu ku yang sudah punah dan berlalu” seraya Ryan
memeluknya didepanku.
“Tapi
kak…”
“Sssttt..., jangan katakan itu zah!
Aku menikahimu dengan izin Allah, karena Allah dan Rasulullah.”
Aku pergi tanpa mereka sadari,
selembar kertas aku letakkkan diatas meja di sampingnya, meski hati sakit dan
tidak bisa menerima, karena aku yakin Allah tidak akan memberi cobaan diluar
batas kemampuan hambanya” mungkin Ryan bukan laki-laki yang tuhan takdirkan
untukku, mungkin pula ada rencana di balik rencana manisnya amiin…!
Mereka pun membuka selembar kertas
yang aku letakkan di meja itu.
Maafkan aku
jika menjadi krikil, atau batu sandung dikehidupan kalian, aku akan pergi
jauh-jauh, aku akan mencari jati diriku yang sesungguhnya hingga aku
menemukanya.
Semoga
kalian menjadi sepasang keluarga yang sakinah mawaddah dan warohmah amin.
“perempuan-perempuan yang
keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji uantuk perempuan yang
keji(pula). Sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik,
dan laki-laki yang baik untuk perempuan –perempuan yang baik(pula)…
(Q.S. An-Nuur:26)”
**(M2H)**
Pagi-pagi
aku pergi kepantai, tempat yang biasa aku singgahi bersama faqih, aku hanyutkan
perahu kertas yang berisi surat yang kutitip untuk faqih.
Faqih…!
Maafkan aku jika aku tak bisa berucap kata cinta kepadamu, jika aku tak bisa
jujur terhadapmu, tentang perasaan hati dan cinta kepadamu
Dulu…
hidupmu tak pernah merasakan belaian cinta dariku, bukan karena itu, tapi
karena aku takut tak bisa membahagiakanmu, karen seolah-olah aku tak pantas
untukmu, aku hanya seeokor ulat yang menjijikkan tiada satupun mata melirikku,
hanya kamu. Ya, hanya kamu yang berani dekat, dekat dan mendekatiku.
Faqih…!
seandainya kamu masih hidup, bukan cuma insan yang cemburu melihatku, bahkan
bidadari pun akan aku buat cemburu karena akan menjadi kupu-kupu yang indah,
menari ditaman cintamu.
Faqih…!
Meski jasadmu telah hilang, badanmu terkapar dalam lubang yang gelap
menakutkan. Biarlah, biarlah ruh dan jiwamu terbang melanglang buana alam,
dalam sukma dan kesucian.
Faqih…!aku,
kamu,dan kenangan kita, ikut terkubur bersama jasadmu, hilang bersama harapku,
musnah bersama nafasmu, tentang kenangan aku dan kamu.
Sahabatku…!
Aku adalah sosok yang tak perlu di tiru dalam kehidupan bercinta, aku orang
yang egois, mencintai dua orang sekalian, tanpa aku fiqir hati diantara
keduanya, tanpa berfikir untuk kehilangannya.
Aku
selalu teringat perkataan mbak siti makthumah dalam bukunya dia mengibaratkan.
“Saat
mentari terbit kita merasakan panas dan enggan melihatnya, tapi setelah
terbenam barulah kita sadar betapa indahnya itu…
Begitu
juga seseorang yang hadir mengisi hari-hari kita, terasa biasa, tapi setelah
dia pergi barulah kita sadar betapa beratnya dia bagi kita, maka…! Cintailah
orang yang mencintai kita hari ini, karena dia bisa saja tiba-tiba pergi di
saat kamu mulai mencintainya. Lakukan yang terbaik jangan kecewakan orang yang
mencintai kamu dengan setulus hatinya.”
**(M2H)**
Akankah Naila masih mempunyai
keberanian untuk bercinta?
Tunggulah kehadiran Episode 2 dari
Mencintai 2 Hati.
TENTANG PENULIS
MOH.
MAKINUN AMIEN, lahir di sebuah desa penuh dengan beragam budaya, poteran
telango tepatnya kabupaten sumenep, pada tangga 25 juni 1996 lahir dari
pasangan Abi Abd Razaq dan Umy Marwa, terlahir sebagai kakak dari adik yng
bernama Wildatul Masrurah pendidikanya di mulai dari MD Al-Makinniyah, MI
Fathul Ulum, dan MTs dengan almamater yang sama kemudian melanjukan pendidikan
di pondok pesantren Madura MA Mambaul Ulum Bata-Bata tercinta.
Selama di pesantren, organisasi yang
digeluti tidak terlalu banyak, diantaranya Forum Komunikasi Santri Mambaul Ulum
Bata-Bata Se-sumenep. (FOKUS MBS)2011-sekarang, Lembaga Pengembangan Bahasa
Arab Bata-Bata. (LPBA) 2011. Prakomisi M2KD. (PRAKOM) 2012. Fikih Subtansi. (FIKIH’S)
2012. Alumni Fikih Subtansi (AL-KIH’S) 2013-sekarang, dan menjadi salah satu
ketua Anggota Kreatf Santri Sumenep (ANKRES’S) 2013-sekarang
Karyanya dalam bentuk tulisan
diantranya, petualangan cinta sejati
(cepen) 2013, cinta dimakan waktu (cerpen)
2013, mutiara hati (kumpulan puisi) 2013,
mencintai 2 hati (novel) 2014,
Merupakan novel pertamanya
SAJAK MBS
Akulah anak pulau
Yang tak pernah bosan mencari dan
berpetualang
Meski hidupku tak semulus jalan
trotoar
Aku mempunyai jiwa yang tegar lebih
dari batu karang
Akulah anak pulau
Yang mengubah dunia dari zaman lampau
Dengan cara berfikir, menulis dan
tawakal
Kepada tuhan yang maha tunggal
17-04-2014
Untuk kritik dan saranya bisa langsung
di
E-mail
: makinun_amien@yahoo.com
Facebook : Makinun_Amien.
Handphone : 087 850 379 900 atau