Para Mufassir di Masa Sahabat ra.
Tuesday, March 25, 2014
0
komentar
Para Mufassir di Masa Sahabat ra.
1.Ali bin Abu Tholib
Beliau adalah anak paman Rasulullah Saw dan suami dari sayyidah Fatimah putri tunggal Rasulullah. Beliau merupakan orang yang pertama masuk Islam dari kalangan anak-anak dan dikalangan Arab beliau terkenal dengan nama panggilan Abu Hasan atau Abu Turob[1]. Adapun nama asli beliau Abul Hasan Ali bin Abi Tholib bin Abdul Mutholib al-Qursyi al-Hasyimi dan dilahirkan dari seorang ibu yang bernama Fatimah binti Asad bin Hasyim. Sayyidina Ali merupakan orang yang pertama dilahirkan dari orangtua yang satu keturunan Bani Hasyim. Beliau merupakan Khalifah yang ke 4 setelah Usman bin Affan RA dan merupakan pertama yang menjadi Khalifah dari Bani Hasyim.
Sayyidina Ali RA dilahirkan 20 tahun sebelum Rasulullah diangkat menjadi utusan Allah. Ali besar dengan didikan serta gembengan Rasulullah, beliau selalu mengikuti peperangan yang dilaksankan Rasulullah dan beliau pula yang berdiri dibarisan pertama yang membawa bendera. Dalam mengikuti peperangan dengan Rasulullah beliau tidak pernah ketinggalan kecuali perang Tabuk. Rasulullah Saw suatu ketika pernah bersumpah kepada keluarganya, berkata: Engkau ridho menjadikan aku sama dengan kedudukan Harun dari Musa kecuali sesungguhnya tidak ada nabi selainku[2]. Di berbagai peperangan Rasulullah memberikan bendera kepada Sayyidina Ali, di suatu peperangan tepatnya diperang Khoibar Rasulullah Saw berkata: Sunnguh aku akan memberikan bendera kepada seseorang yang akan Allah bukakan kedua tangannya menjadikan dia mencintai Allah dan Rasul-Nya dan mencintai Allah dan Rasul-Nya. Dan Rasulullah memberikan benderanya kepada Ali kemudian Ali mendampinginya dalam perang, berkata Rasul kepada Ali: kamu saudaraku di dunia dan di akhirat. Akhirnya beliau wafat dibunuh oleh seorang khowarizm Abdul Rahman bin Muljam pada bulan ramadhan tahun 40 H dan beliau berumur 63 tahun.
Sayyidina Ali merupakan salah satu dari sepuluh orang ahli surga yang dikabarkan Rasulullah. Beliau memiliki keistimewaan dibanding yang lainnya diantaranya beliau terkenal dengan keberaniannya dan kecerdasannya. Sampai ada anekdot dari yang lainya bahwasannya suatu permasalahan kecuali Abu Hasan yang akan menyelesaikannya. Rasulullah mengutus beliau untuk menjadi hakim di Yaman kemudian mendoakannya: Ya Allah berikanlah ketetapan dalam lisannya dan berikan petunjuk kepadanya.
A. Kedudukan Ali dalam menafsirkan al-Qur’an
Umar bin Khatab Ra berlindung kepada Allah ketika tidak ada Ali dalam menghadapi kesusahan atau permasalahan. Diriwayatkan atas Ali, bahwasannya beliau berkata: Tanyakan kepadaku, tanyakan kepadaku, tanyakan kepadaku tentang kitab Allah, demi Allah tidak ada satu ayatpun turun kecuali aku mengetahuinya baik siang maupun malam. Abdullah bin Abbas Ra berkata; Saya mengambil tafsir al-Qur’an dari Ali bin Abu Thalib. Diriwayatkan oleh Abu Na’im dari Abdullah bin Abbas berkata: Al-Qur’an diturunkan atas 7 huruf, tidak ada satu huruf pun yang tidak memiliki makna zahir dan bathin. Sesungguhnya Ali mengetahui makna itu dan darinya pula zahir dan bathin itu. Adapun periwayatan/cara (thoriqoh) yang bisa kita ambil atas Ali bin Abu Tholib Ra dalam penafsiran, antara lain:
- Thoriq Hisyam dari Muhammad bin Sirin dari Ubaidah as-Salmany dari Ali Ra. Cara ini merupakan cara yang shohih yang banyak diriwayatkan oleh Bukhori dkk.
- Thoriq Ibnu Abil Husain dari Abu Thufail dari Ali Ra dan ini juga cara yang shohih yang banyak diriwayatkan oleh Abu Uyainah.
- Thoriq Zuhri dari Ali Zainal Abidin dari bapaknya Husain dari bapaknya Ali Ra dan ini merupakan cara yang sangat shohih yang dianggap sanad yang paling shohih[3].
2.Abdullah bin Mas’ud
Beliau adalah Abdullah bin Ghofil keturunannya sampai kepada Mudhor dan beliau akrab dipanggil Abu Abdurrahman al-Hudzli. Beliau mempunyai seorang ibu yang bernama Ummu Abd binti Abd WÂd dari Hudzail terkadang beliau dipanggil Ibnu Ummi Abdul. Beliau salah satu dari golongan orang yang pertama masuk Islam dan beliau pernah mengikuti hijrah bersama Rasulullah sebanyak 2 kali serta beliau sering mengikuti peperangan bersama Rasulullah diantaranya perang Badar, Uhud, Khondak.
Beliau mempunyai banyak keistimewaan diantaranya Rasulullah pernah melihat beliau di surga dalam keadaan di tempat yang tinggi dan mulia, sebagaimana perkataan Rasulullah: Kalau seandainya aku menunjuk seseorang bukan atas dasar musyawarah kaum Mu’minin maka aku akan menunjuk Ibnu Ummi Abd. diantara kesibukannya, beliau pernah menjabat sebagai direktur utama Baitul Maal di Kuffah pada masa Kholifah Umar dan Usman Ra. Menjelang wafatnya beliau pergi ke Madinah dan menetap disana sampai akhirnya diusianya yang ke 60 beliau pulang keharibaan Allah yang Maha Kuasa pada tahun 32 H dan disemayamkan di pemakaman Baqi pada malam hari.
A. Keilmuannya
Abdullah bin Mas’ud adalah Sohabat yang paling hafal dalam menghafal kitab Allah sampai Rasulullah senang mendengarkan lantunan ayat al-Qur’an dari beliau. Diriwayatkan atas Abdullah bin Mas’ud, beliau berkata: Rasulullah berkata kepadaku bacakanlah aku surat an-Nisa, dan Ibnu Mas’ud berkata: saya telah berkata aku akan mebacanmu. Kemudian Rasulullah berkata: Sesungguhnya aku senang mendengarkan bacaan dari selanku, Ibnu Mas’ud membaca sampai ayat….. Maka Rasulullah meneteskan air matanya. Dalam hadistnya Rasulullah berkata: Barang siapa yang ingin membaca al-Qur’an sesuai dengan apa yang diturunkan maka bacalah kepada Ibnu Ummi Abdi.
Diriwayatkan oleh Masruq, beliau berkata: Selesailah ilmu Sohabat Rasulullah kepada 6 orang yaitu Umar, Ali, Abdullah bin Mas’ud, Ubay bin Ka’ab, Abu Darda, Zaid bin Tsabit. Dan selesailah ilmu mereka berenam kepada 2 orang yaitu Ali dan Abdullah.
B. Kedudukan Ibnu Mas’ud dalam menafsirkan al-Qur’an
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu Abbas, beliau berkata: Sesungguhnya seorang dari kita apabila mempelajari 10 ayat tidak akan berlanjut hingga mengetahui maknanya dan mengamalkannya. Dikisahkan bahwasannya beliau talaqqi al-Qur’an kepada Rasulullah sebanyak 70 surat[4]. Rasulullah berkata kepada Ibnu Mas’ud pada permulaan beliau masuk Islam: Sesungguhnya kamu seperti anak yang dididik. Dalam hadist lain Rasulullah berkata: Barang siapa yang ingin membaca al-Qur’an dengan segar sesuai yang dirurunkan maka bacalah kepada Ibnu Ummi Abd[5]. Ibnu Mas’ud merupakan salah satu Sohabat yang paling mengetahui dalam hal al-Qur’an sampai-sampai beliau berkata:Demi Allah tiada Tuhan selainnya, tidak ada satu pun surat dari kitab Allah kecuali aku mengetahui dimana diturunkannya , dan tidak satu pun ayat dari kitab Allah kecuali aku mengetahui buat siapa ayat itu diturunkan, dak kalau seandainya ada seseorang yang lebih pandai dariku tentang kitab Allah maka aku akan datang kepadanya dengan menunggangi unta[6].
Periwayatan Abdullah bin Mas’ud dalam mentafsirkan al-Qur’an
Ibnu Mas’ud adalah orang yang paling banyak meriwayatkan tentang al-Qur’an setelah Ibnu Abbas adapun kata Imam Suyuti: Ibnu Mas’ud adalah Sohabat yang paling banyak meriwayatkan tentang al-Qur’an setelah Ali[7]. Diantara toriq/jalan yang terkenal periwayatannya sampai kepada Abdullah bin Mas’ud:
- Toriq ‘Amasy dari Abu Dhuha dari Masyruq dari Ibnu Mas’ud dan jalan ini merupakan toriq yang paling shohih dan selamat. Hal ini banyak diriwayatkan oleh Bukhori.
- Toriq Mujahid dari Abu Muammar dari Ibnu Mas’ud dan ini juga jalan yang shohih.
- Toriq ‘Amasy dari Abu Wail dari Ibnu Mas’ud
- Toriq Assadil Kabir dari Murrah al-Handani dari Ibnu Mas’ud dan toriq ini banyak diriwayatkan oleh Hakim dalam Mustadroknya.
- Toriq Abu Ruq dari Dhohhak dari Ibnu Mas’ud dan hal ini banyak di keluarkan oleh Ibnu Jarir dalam kitabnya. Cara yang terakhir ini tidak dilegalkan, karena Dohhak tidak mengikuti Ibnu Mas’ud dan cara ini merupakan toriq yang terputus.
3. Ubay bin Ka’ab
Beliau adalah Ubay bin Ka’ab Qois al-Anshori al-Khozroji dan beliau akrab dipanggil Abul Mandzur dan Abu Tufail ini merupakan nama samaran pertama yang diberikan Rasulullah adapun nama samaran dari Rasulullah juga yang kedua adalah Umar. Beliau merupakan sekretaris pertama Rasulullah di Madinah dan para ulama bertentangan tentang waktu wafatnya banyak yang mengatakan pada saat Kholifah Umar bin Khotob.
Keilmuannya
Ubay bin Ka’ab merupakan pemimpin para qori pada waktu itu dan yang merupakan salah satu sekretaris Rasulullah penulis al-Qur’an pada masa Rasulullah. Ubay bin Ka’ab merupakan salah satu Sahabat yang dekat dengan Rasulullah Rasulullah berkata: Sebaik-sebaiknya bacaan mereka pada Ubay bin Ka’ab. Dari Anas bin Malik berkata: Sesungguhnya Nabi Muhammad Saw berkata kepada Ubay bin Ka’ab: Sesungguhnya Allah memerintahkanku untuk membacakan kepadamu ayat
Kemudian Ubay bin Ka’ab bertanya: apakah Allah menyebut namaku kepadamu? Maka Rasulullah menjawab: Ya. Ketika Ubay bin Ka’ab mendengarkan jawaban itu maka Ubay bin Ka’ab menangis. Demikian tadi diantara keistimewaan yang dimiliki oleh Sahabat Ubay masih banyak lagi sebenarnya kalau kita merujuk kepada kitab-kitab sejarah. Diantara keistimewaan beliau adalah beliau merupakan salah satu hakim dimasa Sahabat sebagaiman perkataan Masruq: Diantara Hakim dikalangan Sahabat Ra ada 6 orang yaitu Umar, Ali, Abdullah, Zaid, Ubay dan Abu Musa.
Kedudukan Ubay dalam Tafsir
Diantara para Sahabat yang paling mengetahui tentang kitab Allah adalah Ubay bin Ka’ab dan beliau orang yang paling berpengalaman pada masalah Yahudi serta mengetahui pula masalah rahasia kitab-kitab terdahulu.
[1] Syekh Sholeh Usaimin, Ushul Fi Tafsir, Maktabah al-Islamiyyah, Cairo, hal. 33
[2] H.R Bukhori dan Muslim
[3] Muqoddimah Ibnu Sholah hal.9
[4] Syekh Sholeh Utsaimin, Ushul Fittafsir, Hal.34
[5] H.R Ibnu Majah
[6] H.R Bukhori dan Muslim
[7] Imam Suyuti, al-Itqon, Juz 2, Hal. 187
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Para Mufassir di Masa Sahabat ra.
Ditulis oleh Vika
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://vikaardiansyah.blogspot.com/2014/03/para-mufassir-di-masa-sahabat-ra.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Vika
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Post a Comment