AQ

Pengertian Dan Fungsi Prosesor

Posted by Vika Monday, March 31, 2014 0 komentar

Pengertian Dan Fungsi Prosesor

Core 2
gb.processor

PENGERTIAN PROCESSOR 

Processor sering disebut sebagai otak dan pusat pengendali Komputer yang didukung oleh kompunen lainnya. Processor adalah sebuah IC yang mengontrol keseluruhan jalannya sebuah sistem komputer dan digunakan sebagai pusat atau otak dari Komputer. Processor terletak pada socket yang telah disediakan oleh motherboard, dan dapat diganti dengan processor yang lain asalkan sesuai dengan socket yang ada pada motherboard. Salah satu yang sangat besar pengaruhnya terhadap kecepatan komputer tergantung dari jenis dan kapasitas processor. Prosesor adalah chip yang sering disebut “Microprosessor” yang sekarang ukurannya sudah mencapai Gigahertz (GHz). Ukuran tersebut adalah hitungan kecepatan prosesor dalam mengolah data atau informasi. Merk prosesor yang banyak beredar dipasaran adalah AMD, Apple, Cyrix VIA, IBM, IDT, dan Intel.
 Bagian dari Prosesor Bagian terpenting dari prosesor terbagi 3 yaitu :
  • Aritcmatics Logical Unit (ALU)
  • Control Unit (CU)
  • Memory Unit (MU)  



FUNGSI PROCESSOR

 Fungsi Processor dalam komponen Komputer sangat penting sekali, karena processor merupakan pusat pengendali dan memproses kerja sebuah komputer. Processor sendiri pada umumya hanya berfungsi untuk untuk memproses data yang di terima dari masukan atau input, kemudian akan menghasilkan keluaran atau output.

 Cara kerja processor akan terus terhubung dengan komponen Komputer yang lainnya, terutama hardisk dan RAM. Fungsi Processor juga di gambarkan sebagai otak dari sebuah Komputer itu sendiri, di mana setiap data akan melalui processor mengeluarkan atau output yang sepatutnya. Processor juga dikenal sebagai Central Processing Unit atau ringkasan CPU.

Processor hanya dapat mengenali bahasa mesin yaitu dengan notasi bilangan biner yang hanya berupa 2 angka saja yaitu 0 dan 1 (01010101). Bilangan biner merupakan notasi untuk perangkat elektronik di mana bilangan nol (0) menandakan tidak terdapat sinyal listrik dan bilangan satu (1) menandakan adanya sinyal listrik.

Pada awalnya fungsi processor hanya untuk pengolahan aritmatika saja, seperti kalkulator pada saat ini. Namun sekarang ini processor telah bergeser fungsinya mengarah ke multimedia.


SEJARAH PROCESSOR 

Pada masa dahulu bentuk processor di pasang secara slot, tetapi saat ini, bentuk processor semuanya di pasang secara socket. Pada saat ini terdapat dua perusahaan besar processor yaitu Intel dan AMD. Bentuk luar dari keduanya hampir sama yaitu berbentuk segiempat dan mempunyai banyak pin. Fungsi Processor Intel yang tidak memiliki pin yaitu socket LGA775, sebaliknya motherboard yang lain mempunyai pin connector untuk di hubungkan dengan processor.

Sistem Operasi dari processor Komputer atau CPU adalah sebuah sirkuit elektronika yang beroprasi dengan kecepatan tinggi dengan bantuan quartz crystal, ketika mengalami sebuah electrical currant, mengirimkan pulsa yang disebut ”peaks“ dan clock speed (cycle). Frekuensi clock umumnya merupakan kelipatan dari frekuensi sistem ( FSB , Front-Side Bus ), yang berarti kelipatan dari frekuensi motherboard.

 Jumlah bit dalam fungsi processor bervariasi sesuai dengan jenis data, mulai dari 1 dan 4 byte 8-bit. Instruksi dapat dikelompokkan berdasarkan kategori, di antaranya Access Memory, Operasi Aritmatika, Logika Operasi dan Pengendalian. 

sekian tulisan tentang Pengertian Dan Fungsi Prosesor..

serta Terima kasih banyak telah berkunjung ke blog ini.
smoga bermanfaat  

Baca Selengkapnya ....

Makalah Filsafat sebagai Ilmu Pengetahuan

Posted by Vika Friday, March 28, 2014 0 komentar

Makalah Filsafat sebagai Ilmu Pengetahuan

BAB I
PENDAHULUAN
 A.   Latar Belakang
Falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab. yang juga diambil dan bahasa Yunani; philosophia. Kala ini berasal dan dua kata Philo dan Sophia. Philo = lImu atau cinta dan Sophia = kebijaksanaan. Sehingga arti harfiahnya adalah ilmu tentang kebijaksanaan ataupun seseorang yang cinta kebijakan.
Definisi kata filsafat bisa dikatakan merupakan sebuah problem falsafi pula. Tetapi, paling tidak bisa dikatakan bahwa “filsafat” adalah studi yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis. (Irmayanti Meliono, dkk. 2007. MPKT Modul l .Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI. hal. 1). Terlepas dan berbagai definisi yang berusaha menerjemahkan Filsafat secara global. Pada dasarnya Filsafat selain membahas dan menyimpulkan  sesuatu yang menjadi dasar. Filsafat adalah ibu dari segala ilmu yang hadir di bumi ini. Logika dan perasaan meliputi segenap ruang Filsafat, sehingga memerlukan konsentrasi yang lebih untuk memahaminya lebih dan sekedar sebuah ilmu biasa.
Pengontokan kategori Filsafat sebetulnya terjadi belakangan ini. Karena pada intinya pembahasan yang dibahas dalam setiap kategori filsafat, berpegang pada penerjemahan dari dasar pijakan setiap elemen ilmu. Menurut salah satu pemerhati filsafat, bahwa filsafat adalah sebuah ilmu yang membahas mengenai ontologi (keberadaan), epistemonology (sumber atau dasar), dan aksioiogi (nilai atau norma) dan sesuatu. Berdasarkan pijakan itu, dikemudian hari, maka munculah berbagai klasifikasi Filsafat berdasarkan lingkup yang lebih kecil, seperti hadirnya Filsafat Timur atau Filsafat Islam.
Sejarah awal tumbuhnya Filsafat berasal dari Yunani pada sekitar abad ke 7 SM. Tentu saja ada nama-nama seperti Sokrates, kemudian Plato sebagai murid Sokrates, dan Aristoteles sebagai murid Plato. Namun ada juga yang beranggapan bahwa Filsafat lahir di bumi barat, bahkan pada nusa sebelum era Sokrates. Ada beberapa tokoh yang disebutkan pada zaman ini diantaranya adalah seperti Thales, Anaximander dan Phytagoras.
Keakuratan sejarah Filsafat sepertinya tidak menjadi halangan untuk perkembangan ilmu ini. Bahkan hingga saat ini, ada istilah Filsafat kontemporer yang tumbuh di era Jean Paul Sartre atau Jurgen Habermas. Dan dari semua Filsafat yang kita kenal dengan segala ragam coraknya, ada satu inti yang dapat kita simpulkan. Bahwa berfilsafat berarti mencari kebenaran. Lalu akankah kita temukan kebenaran itu (?) Ataukah kita akan berpegang pada kesimpulan Sokrates, bahwa kebenaran hakiki akan kita temui saat nyawa kita meregang dari jasadnya. Dan kita akan bertemu Sang Kebenaran.
Filsafat ilmu secara umum dapat dipahami dari dua sisi, yaitu sebagai disiplin ilmu dan sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan. Sebagai sebuah disiplin ilmu, filsafat ilmu merupakan cabang dari ilmu filsafat yang membicarakan obyek khusus, yaitu ilmu pengetahuan yang memiliki sifat dan karakteristik tertentu hampir sama dengan filsafat pada umumnya. Sementara itu, filsafat ilmu sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan, ia merupakan kerangka dasar dari proses keilmuan itu sendiri. Secara sederhana, filsafat dapat diartikan sebagai berfikir menurut tata tertib dengan bebas dan sedalam-dalamnya, sehingga sampai ke dasar suatu persoalan, yakni berfikir yang mempunyai ciri-ciri khusus, seperti analitis, pemahaman deskriptif, evaluatif, interpretatif dan spekulatif. Sejalan dengan ini, Musa Asy’ari menyatakan bahwa filsafat adalah berfikir bebas, radikal, dan berada pada dataran makna. Bebas artinya tidak ada yang menghalang-halangi kerja pikiran. Radikal artinya berfikir sampai ke akar-akar masalah (mendalam) bahkan sampai melewati batas-batas fisik atau yang disebut metafisis. Sedang berfikir dalam tahap makna berarti menemukan makna terdalam dan suatu yang terkandung didalamnya. Makna tersebut bisa berupa nilai-nilai seperti kebenaran, keindahan maupun kebaikan.
Menurut M. Amin Abdullah, filsafat bisa diartikan: (1) sebagai aliran atau hasil pemikiran, yakni berupa sistem pemikiran yang konsisten dan dalam tarap tertentu sebagai sistem tertutup (closed system), dan (2) sebagai metode berfikir, yang dapat dicirikan: a0 mencari ide dasar yang bersifat fundamental (fundamental ideas), b) membentuk cara berfikir kritis (critical thought), dan c) menjunjung tinggi kebebasan serta keterbukaan intelektual (intelectual freedom). Sebagai sebuah cabang filsafat, kurang lebih sudut pandang inilah, filsafat ilmu melihat ilmu-ilmu sebagai obyek kajiannya. Karenanya filsafat ilmu bisa juga disebut sebagai bidang yang unik, sebab yang dipelajari adalah dirinya sendiri.
Para ahli tampak beraneka ragam dalam memberikan definisi tentang filsafat ilmu, antara lain : Lewis White Beck menulis, “Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking tries to determine the value and significance of scientific enterprise as a whole.” Peter A. Angeles, sebagaimana dikutip The Liang Gie, menjelaskan bahwa filsafat ilmu merupakan suatu analisis dan pelukisan tentang ilmu dari berbagai sudut tinjauan, termasuk logika, metodologi, sosiologi, sejarah ilmu dan lain-lain. Sementara itu Cornelis A Benyamin mendefinisikan filsafat ilmu sebagai disiplin filsafat yang merupakan studi kritis dan sistematis mengenai dasar-dasar ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan metode-metode, konsep-konsep, praduga-praduganya, serta posisinya dalam kerangka umum cabang-cabang intelektual. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat dipahami bahwa filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif, radikal dan mendasar atas berbagai persoalan mengenai ilmu pengetahuan, landasan dan hubungannya dengan segala segi kehidupan manusia.
 B.   Rumusan Masalah
  1. Apa-apa saja yang termasuk objek filsafat ?
  2. Metode-metode apa saja dalam filsafat ?
  3. Bagaimana sistem dalam filsafat ?
  4. Bagaimana kebenaran dalam filsafat ?
 C.   Manfaat
  1. Agar mahasiswa mengetahui objek yang terkandung dalam filsafat.
  2. Agar mahasiswa mengetahui metode-metode yang terdapat dalam filsafat
  3. Agar mahasiswa mengetahui sistem dalam filsafat
  4. Agar mahasiswa tahu tentang kebenaran dalam filsafat
BAB II
FILSAFAT SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
 A.   Obyek Filsafat
Pada dasarnya setiap ilmu mempunyai dua macam obyek, yaitu obyek material dan obyek formal. Obyek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan, seperti tubuh adalah obyek material ilmu kedokteran. Adapun obyek formalnya adalah metode untuk memahami obyek material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif.
Filsafat sebagai proses berfikir yang sistematis dan radikal juga memiliki obyek material dan obyek formal. Obyek material filsafat adalah segala yang ada, baik mencakup ada yang tampak maupun ada yang tidak tampak. Ada yang tampak adalah dunia empiris, sedang ada yang tidak tampak adalah alam metafisika. Sebagian filosuf membagi obyek material filsafat atas tiga bagian, yaitu: yang ada dalam alam empiris, yang ada dalam alam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan. Adapun obyek formal filsafat adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal, dan rasional tentang segala yang ada.
Dalam perspektif ini dapat diuraikan bahwa filsafat ilmu pada prinsipnya memiliki dua obyek substantif dan dua obyek instrumentatif, yaitu:
Obyek Subtantif, yang terdiri dari dua hal:
1.  Fakta (Kenyataan)
Yaitu empiri yang dapat dihayati oleh manusia. Dalam memahami fakta (kenyataan ini ada beberapa aliran filsafat yang memberikan pengertian yang berbeda-beda, diantaranya adalah:
1)    Positivisme
a) Hanya mengakui penghayatan yang empirik dan sensual
b) Sesuatu sebagai fakta apabila ada korespondensi antara yang sensual satu dengan yang sensual lainnya
c) Data empirik sensual tersebut harus obyektif tidak boleh masuk subyektifitas peneliti
d) Fakta itu yang faktual ada
2)    Phenomenologi:
a)    Fakta bukan sekedar data empirik sensual, tetapi data yang sudah dimaknai atau diinterpretasikan, sehingga ada subyektifitas peneliti. Tetapi subyektititas disini tidak berarti sesuai selera peneliti, subyektif disini dalam arti tetap selektif sejak dan pengumpulan data, analisis sampai pada kesimpulan. Data selektifnya mungkin berupa ide , moral dan lain-lain.
b)  Orang mengamati terkait langsung dengan perhatiannya dan juga terkait pada konsep-konsep yang dimiliki
c)    Kenyataan itu terkonstruk dalam moral.
3)    Realisme:
a) Sesuatu itu sebagai nyata apabila ada korespondensi dan koherensi antara empiri dengan skema rasional.
b) Mataphisik sesuatu sebagai nyata apabila ada koherensi antara empiri dengan yang obyektif universal
c) Yang nyata itu yang riil exsist dan terkonstruk dalam kebenaran obyektif
d) Empiri bukan sekedar empiri sensual yang mungkin palsu, yang mungkin memiliki makna lebih dalam yang beragam.
e) Empiri dalam realisme memang mengenai hal yang nil dan memang secara substantif ada
f)  Dalam realisme metaphisik skema rasional dan paradigma rasional penting
g)  Empiri yang substantif riil baru dinyatakan ada apabila ada koherensi yang obyektif universal
4)    Pragmatis :
Yang ada itu yang berfungsi, sehingga sesuatu itu dianggap ada apabila berfungsi. Sesuatu yang tidak berfungsi keberadaannya dianggap tidak ada.
5)    Rasionalistik :
Yang nyata ada itu yang nyata ada, cocok dengan akal dan dapat dibuktikan secara rasional atas keberadaanya
2. Kebenaran
1)    Positivisme:
a)    Benar substantif menjadi identik dengan benar faktual sesuatu dengan empiri sensual
b)    Kebenaran pisitivistik didasarkan pada diketemukannya frekwensi tinggi atau variansi besar
c)    Bagi positivisme sesuatu itu benar apabila ada korespondensi antara fakta yang satu dengan fakta yang lain
2)    Phenomenologi:
a)    Kebenaran dibuktikan berdasarkan diketemukannya yang esensial, pilah dan yang non esensial atau eksemplar dan sesuai dengan skema moral tertentu
b)    Secara esensial dikenal dua teori kebenaran, yaitu teori kebenaran korespondensi dan teori kebenaran koherensi
c)    Bagi phenomenologi, phenomena baru dapat dinyatakan benar setelah diuji korespondensinya dengan yang dipercaya.
Realisme Metaphisik : Ia mengakui kebenaran bila yang faktual itu koheren dengan kebenaran obyektif universal
3)    Realisme
a)    Sesuatu itu benar apabila didukung teori dan ada faktanya
b)    Realisme hart, menuntut adanya konstruk teori (yang disusun deduktif probabilisti) dan adanya empiri teerkonstruk pula Islam : Sesuatu itu benar apabila yang empirik faktual koheren dengan kebenaran transenden berupa wahyu
4)    Pragamatisme : Mengakui kebenaran apabila faktual berfungsi.
Rumusan substantif tentang kebenaran ada beberapa teori, menurut Michael Williams ada lima teori kebenaran, yaitu:
1)    Kebenaran Preposisi, yaitu teori kebenaran yang didasarkan pada kebenaran proposisinya baik proposisi formal maupun proposisi material nya.
2)    Kebenaran Korespondensi, teori kebenaran yang mendasarkan suatu kebenaran pada adanya korespondensi antara pernyataan dengan kenyataan (fakta yang satu dengan fakta yang lain). Selanjutnya teori ini kemudian berkembang menjadi teori Kebenaran Struktural Paradigmatik, yaitu teori kebenaran yang mendasarkan suatu kebenaran pada upaya mengkonstruk beragam konsep dalam tatanan struktur teori (struktur ilmu.structure of science) tertentu yang kokoh untuk menyederhanakan yang kompleks atau sering
3)    Kebenaran Koherensi atau Konsistensi, yaitu teori kebenaran yang medasarkan suatu kebenaran pada adanya kesesuaian suatu pernyataan dengan pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu diketahui, diterima dan diakui kebenarannya.
4)    Kebenaran Performatif, yaitu teori kebenaran yang mengakui bahwa sesuatu itu dianggap benar apabila dapat diaktualisasikan dalam tindakan.
5)    Kebenaran Pragmatik, yaitu teori kebenaran yang mengakui bahwa sesuatu itu benar apabila mempunyai kegunaan praktis. Dengan kata lain sesuatu itu dianggap benar apabila mendatangkan manfaat dan salah apabila tidak mendatangkan manfaat.
Obyek Instrumentatif yang terdiri dan dua hal:
1.  Konfirmasi
Fungsi ilmu adalah untuk menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan datang atau memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut dapat ditampilkan sebagai konfirmasi absolut dengan menggunakan landasan: asumsi, postulat atau axioma yang sudah dipastikan benar. Pemaknaan juga dapat ditampilkan sebagai konfirmi probabilistik dengan menggunakan metode induktif, deduktif, reflektif. Dalam ontologi dikenal pembuktian a priori dan a posteriori. Untuk memastikan kebenaran penjelasan atau kebenaran prediksi para ahli mendasarkan pada dua aspek:
1) Aspek Kuantitatif;
2) Aspek Kualitatif.
Dalam hat konfirmasi, sampai saat ini dikenal ada tiga teori konfirmasi, yaitu : Decision Theory, menerapkan kepastian berdasar keputusan apakah hubungan antara hipotesis dengan evidensi memang memiliki manfaat aktual. Estimation Theory, menetapkan kepastian dengan memberi peluang benar — salah dengan menggunakan konsep probabilitas. Reliability Analysis, menetapkan kepastian dengan mencermati stabilitas evidensi (yang mungkin berubah-ubah karena kondisi atau karena hal lain) terhadap hipotesis
2.  Logika Inferensi
Studi logika adalah studi tentang tipe-tipe tata pikir. Pada mulanya logika dibangun oleh Aristoteles (3 84-322 SM) dengan mengetengahkan tiga prinsip atau hukum pemikiran, yaitu Principium Identitatis (Qanun Dzatiyah), Principium Countradictionis (Qanun Ghairiyah), dan Principium Exclutii Tertii (Qanun Imtina’). Logika ini sering juga disebut dengan logika Inferensi karena kontribusi utama logika Aristoteles tersebut adalah untuk membuat dan menguji inferensi. Dalam perkembangan selanjutnya Logika Aristoteles juga sering (Disebut dengan logika tradisional.
 B.   Metode Filsafat
Hanya dengan cara dan metode tertentu pengetahuan kefilsafatan dapat diperoleh. Mendapatkan pengetahuan yang benar, lebih-lebih pada taraf kefilsafatan haruslah berlangsung secara bertahap sedikit demi sedikit. Tidak mungkin sekaligus. Maka metode yang paling tepat adalah metode ilmiah yang merupakan gabungan antara analisis dan sintesis yang dipakai secara dialektik berkesinambungan.
1. Metode Analisis
Metode ini melakukan pemeriksaan secara konseptual atas istilah-istilah yang kita pergunakan dan pernyataan-pernyataan yang kita buat. Di dalam ilmu pengetahuan alam. setiap saat kita menyaksikan berbagai macam benda. Dan keberadaanya dapat diketahui bahwa setiap benda selalu menempati ruang dan waktu tertentu, berbentuk, berbobot dan berjumlah (volume). Metode analisis mi sering disebut sebagai metode aposteriori karena bertitik tolak dan segala sesuatu atau pengetahuan yang adanya itu timbul sesudah pengalaman, agar sampai kepada suatu pengetahuan yang adanya di atas atau di luar pengalaman sehari-hari.
2. Metode Sintesis
Sebaliknya, metode mi dibantu dengan peralatan deduktif yang mencoba menjabarkan sifat-sifat umum yang secara niscaya ada pada segala sesuatu ke dalam hal-hal dan keadaan-keadaan konkret khusus tertentu. Sifat-sifat umum yang mengenai kejiwaan manusia misalnya, dapat dijabarkan ke dalam bermacam-macam jenis dan bentuk tingkah laku.
Dalam studi filsafat, kedua metode di atas lebih dipergunakan secara dialektik. Artinya digunakan secara berkesinambungan dalam suatu rentetan sebab-akibat. Oleh karena itu. sering dinaTnakan sebagai metode analitiko-sintetik.
 C.   Sistem Filsafat
Terdapat dua sistem yang populer dalam dunia filsafat yaitu sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (opened system). Sistem tertutup adalah yang berlaku dalam ilmu pengetahuan pasti (eksakta) dan alam. Sedangkan sistem terbuka lebih populer digunakan dalam ilmu pengetahuan sosial dan humaniora.
Mempertimbangkan sasaran (obyek studi filsafat baik yang material maupun yang formal, maka sistem terbuka tampaknya lebih dominan. Karena obyek filsafat itu tidak terbatas kepada hal-hal yang rasional dan empiris saja. Melainkan menembus pada hal-hal yang berderajat irrasional dan yang non empiris (yaitu hal- hal yang metafisik).
 D.   Kebenaran Filsafat
Hal kebenaran sesungguhnya merupakan tema sentral di dalam filsafat ilmu. Secara umum orang merasa bahwa tujuan pengetahuan adalah untuk mencapai kebenaran. Problematik mengenai kebenaran merupakan masalah yang mengacu pada tumbuh dan berkembangnya dalam filsafat ilmu.
1. Definisi Kebenaran
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia (oleh Purwadarminta), ditemukan arti kebenaran, yaitu:
  1. Keadaan yang benar (cocok dengan hal atau keadaan sesungguhnya);
  2. Sesuatu yang benar (sungguh-sungguh ada, betul demikian halnya);
  3. Kejujuran, ketulusan hati;
  4. Selalu izin, perkenanan;
  5. Jalan kebetulan.
  6. Jenis-jenis Kebenaran
Kebenaran dapat dibagi dalam tiga jenis menurut telaah dalam filsafat ilmu, yaitu
  1. Kebenaran Epistemologikal, adalah kebenaran dalam hubungannya dengan pengetahuan manusia,
  2. Kebenaran Ontologikal, adalah kebenaran sebagai sifat dasar yang melekat kepada segala sesuatu yang ada maupun diadakan.
  3. Kebenaran Semantikal, adalah kebenaran yang terdapat serta melekat di dalam tutur kata dan bahasa.
 2. Teori-teori Kebenaran
Perbincangan tentang kebenaran dalam perkembangan pemikiran filsafat sebenarnya sudah dimulai sejak Plato melalui metode dialog membangun teori pengetahuan yang cukup lengkap sebagai teori pengetahuan yang paling awal.
Kemudian dilanjutkan oleh Aristoteles hingga saat mi, dimana teori pengetahuan berkembang terus untuk mendapatkan penyempurnaan. Untuk mengetahui ilmu pengetahuan mempunyai nilai kebenaran atau tidak sangat berhubungan erat dengan sikap dan cara memperoleh pengetahuan.
Berikut secara tradisional teori-teori kebenaran itu antara lain sebagai berikut:
  1. Teori Kebenaran Saling Berhubungan (Coherence Theory of Truth)
  2. Teori Kebenaran Saling Berkesesuaian (Correspondence Theory of Truth)
  3. Teori Kebenaran Inherensi (Inherent Theory of Truth,)
  4. Teori Kebenaran Berdasarkan Arti (Semantic Theory of Truth)
  5. Teori Kebenaran Sintaksis
  6. Teori Kebenaran Nondeskripsi
  7. Teori Kebenaran Logik yang Berlebihan (Logical Superfluity of Truth)
3. Sifat Kebenaran llmiah
Karena kebenaran tidak dapat begitu saja terlepas dan kualitas, sifat, hubungan, dan nilai itu sendiri, maka setiap subjek yang memiliki pengetahuan akan memiliki persepsi dan pengertian yang amat berbeda satu dengan yang lainnya, dan disitu terlihat sifat-sifat dan kebenaran. Sifat kebenaran dapat dibedakan menjadi tiga hal. yaitu:
a. Kebenaran berkaitan dengan kualitas pengetahuan, dimana setiap pengetahuan yang dimiliki ditilik dan jenis pengetahuan yang dibangun. Pengetahuan itu berupa:
1)    Pengetahuan biasa atau disebut ordinary knowledge atau common sense knowledge. Pengetahuan seperti ini memiliki inti kebenaran yang sifatnya subjektif, artinya amat terikat pada subjek yang mengenai.
2)    Pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah menetapkan objek yang khas atau spesifik dengan menerapkan metodologi yang telah mendapatkan kesepakatan para ahli sejenis. Kebenaran dalam pengetahuan ilmiah selalu mengalami pembaharuan sesuai dengan hasil penelitian yang penemuan mutakhir.
3)    Pengetahuan filsafat, yaitu jenis pengetahuan yang pendekatannya melalui metodologi pemikiran filsafat, bersifat mendasar dan menyeluruh dengan model pemikiran analitis, kritis, dan spekulatif. Si fat kebenaran yang terkandung adalah absolute.-intersubjektif.
4)    Kebenaran pengetahuan yang terkandung dalam pengetahuan agama. Pengetahuan agama bersifat dogmatis yang selalu dihampiri oleh keyakinan yang telah tertentu sehingga pernyataan dalam kitab suci agama memiliki nilai kebenaran sesuai dengan keyakinan yang digunakan untuk memahaminya.
b.  Kebenaran dikaitkan dengan sifat atau karakteristik dan bagaimana cara atau dengan alat apakah seseorang membangun pengetahuannya. Implikasi dan penggunaan alat untuk memperoleh pengetahuan akan mengakibatkan karakteristik kebenaran yang dikandung oleh pengetahuan akan memiliki cara tertentu untuk membuktikannya. Jadi jika membangun pengetahuan melalui indera atau sense experience, maka pembuktiannya harus melalui indera pula.
c. Kebenaran dikaitkan atas ketergantungan terjadinya pengetahuan. Membangun pengetahuan tergantung dan hubungan antara subjek dan objek, mana yang dominan. Jika subjek yang berperan, maka jenis pengetahuan ini mengandung nilai kebenaran yang bersifat subjektif. Sebaliknya, jika objek yang berperan, maka jenis pengetahuannya mengandung nilai kebenaran yang sifatnya objektif
BAB III
PENUTUP
 A.   Kesimpulan
Dan uraian tersebut di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa apabila dilihat dan sisi obyeknya, maka filsafat ilmu merupakan cabang dan filsafat yang secara khusus membahas proses keilmuan manusia. Dengan bahasa lain dapat dikatakan bahwa obyek substantif dalain filsafat ilmu tersebut di atas pada dasarnya merupakan obyek material, sedangkan obyek instrumentatif adalah obyek formal.
Filsafat adalah usaha untuk memahami atau mengerti dunia dalam hal makna dan nilai-nilai. Pengertian filsafat disederhanakan sebagai proses dan produk, yang mencakup pengertian filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep dan para filsuf pada zaman dahulu, teori, sistem tertentu yang merupakan hasil dan proses berfilsafat dan yang mempunyai ciri-ciri tertentu, dan filsafat sebagai problema yang dihadapi manusia.
Filsafat berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula dan sifat dasar alam semesta tempat manusia hidup serta apa yang menjadi tujuan hidupnya. Dengan belajar filsafat, tidak menyebabkan kita untuk berhenti belajar, karena dalam filsafat tidak akan pernah akan dapat mengatakan selesai belajar.
 B.   Saran
  1. Hanya dengan cara dan metode tertentu pengetahuan dapat diperoleh
  2. Ilmu pengetahuan yang diperoleh tidak berguna bila tidak dibagi atau diberikan kepada orang lain
  3. Ilmu pengetahuan yang ada harus dimanfaatkan
  4. Sebagai pembaca yang budiman kami meminta saran dan kritikkannya agar makalah kami berikutnya dapat bermanfaat
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam dan Dakwah, (Yogyakarta: Sipres, 1993)
 Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Rajawali Pers, 2005)
 http ://sabrinafauza. wordpress .com/2009/ 11 / 1 7/obyek-fiIsafat diakses tanggal 09 Oktober 2010
http://gurutrenggaiek.b1ogspot.com/2009/l 2/obyek-filsafat-ilmu.html diakses tanggal 09 Oktober 2010
 Jujun Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2005), hal. 33. Lihat Juga Jerome R. Ravertz, Filsafat Ilmu Sejarah & Ruang Lingkup Bahasan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004)
Mohammad Muslih, Filsafat ilmu, Kajian Atas Asumsi Dasar Paradigma dan Kerangka Teori llmu Pengetahuan. (Yogyakarta: Belukar, 2005)
Musa As’ari, Filsafat Islam Sunnah Nabi Dalam Berfikir, (Yogyakarta: LESFI, 1999)
M. Amin Abdullah, Rekonstruksi Metodologi Studi Agama dalam Masyarakat Multikultural dan Multireligius, Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Filsafat lAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 13 Mei 2000)
Noeng Muhadjir. Filsafat Ilmu: Positivisme, Pos-Positivisme dan Pos-Modernisme, (Yogyakarta: Rakesarasin)
The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Liberti, 1991)

Baca Selengkapnya ....

Para Mufassir di Masa Sahabat ra.

Posted by Vika Tuesday, March 25, 2014 0 komentar

Para Mufassir di Masa Sahabat ra.

Oleh: Hendar Ali Irawan
1.Ali bin Abu Tholib
Beliau adalah anak paman Rasulullah Saw dan suami dari sayyidah Fatimah putri tunggal Rasulullah. Beliau merupakan orang yang pertama masuk Islam dari kalangan anak-anak dan dikalangan Arab beliau terkenal dengan nama panggilan Abu Hasan atau Abu Turob[1]
. Adapun nama asli beliau Abul Hasan Ali bin Abi Tholib bin Abdul Mutholib al-Qursyi al-Hasyimi dan dilahirkan dari seorang ibu yang bernama Fatimah binti Asad bin Hasyim. Sayyidina Ali merupakan orang yang pertama dilahirkan dari orangtua yang satu keturunan Bani Hasyim. Beliau merupakan Khalifah yang ke 4 setelah Usman bin Affan RA dan merupakan pertama yang menjadi Khalifah dari Bani Hasyim.
Sayyidina Ali RA dilahirkan 20 tahun sebelum Rasulullah diangkat menjadi utusan Allah. Ali besar dengan didikan serta gembengan Rasulullah, beliau selalu mengikuti peperangan yang dilaksankan Rasulullah dan beliau pula yang berdiri dibarisan pertama yang membawa bendera. Dalam mengikuti peperangan dengan Rasulullah beliau tidak pernah ketinggalan kecuali perang Tabuk. Rasulullah Saw suatu ketika pernah bersumpah kepada keluarganya, berkata: Engkau ridho menjadikan aku sama dengan kedudukan Harun dari Musa kecuali sesungguhnya tidak ada nabi selainku[2]
. Di berbagai peperangan Rasulullah memberikan bendera kepada Sayyidina Ali, di suatu peperangan tepatnya diperang Khoibar Rasulullah Saw berkata: Sunnguh aku akan memberikan bendera kepada seseorang yang akan Allah bukakan kedua tangannya menjadikan dia mencintai Allah dan Rasul-Nya dan mencintai Allah dan Rasul-Nya. Dan Rasulullah memberikan benderanya kepada Ali kemudian Ali mendampinginya dalam perang, berkata Rasul kepada Ali: kamu saudaraku di dunia dan di akhirat. Akhirnya beliau wafat dibunuh oleh seorang khowarizm Abdul Rahman bin Muljam pada bulan ramadhan tahun 40 H dan beliau berumur 63 tahun.
Sayyidina Ali merupakan salah satu dari sepuluh orang ahli surga yang dikabarkan Rasulullah. Beliau memiliki keistimewaan dibanding yang lainnya diantaranya beliau terkenal dengan keberaniannya dan kecerdasannya. Sampai ada anekdot dari yang lainya bahwasannya suatu permasalahan kecuali Abu Hasan yang akan menyelesaikannya. Rasulullah mengutus beliau untuk menjadi hakim di Yaman kemudian mendoakannya: Ya Allah berikanlah ketetapan dalam lisannya dan berikan petunjuk kepadanya.

A. Kedudukan Ali dalam menafsirkan al-Qur’an
Umar bin Khatab Ra berlindung kepada Allah ketika tidak ada Ali dalam menghadapi kesusahan atau permasalahan. Diriwayatkan atas Ali, bahwasannya beliau berkata: Tanyakan kepadaku, tanyakan kepadaku, tanyakan kepadaku tentang kitab Allah, demi Allah tidak ada satu ayatpun turun kecuali aku mengetahuinya baik siang maupun malam. Abdullah bin Abbas Ra berkata; Saya mengambil tafsir al-Qur’an dari Ali bin Abu Thalib. Diriwayatkan oleh Abu Na’im dari Abdullah bin Abbas berkata: Al-Qur’an diturunkan atas 7 huruf, tidak ada satu huruf pun yang tidak memiliki makna zahir dan bathin. Sesungguhnya Ali mengetahui makna itu dan darinya pula zahir dan bathin itu. Adapun periwayatan/cara (thoriqoh) yang bisa kita ambil atas Ali bin Abu Tholib Ra dalam penafsiran, antara lain:
- Thoriq Hisyam dari Muhammad bin Sirin dari Ubaidah as-Salmany dari Ali Ra. Cara ini merupakan cara yang shohih yang banyak diriwayatkan oleh Bukhori dkk.
- Thoriq Ibnu Abil Husain dari Abu Thufail dari Ali Ra dan ini juga cara yang shohih yang banyak diriwayatkan oleh Abu Uyainah.
- Thoriq Zuhri dari Ali Zainal Abidin dari bapaknya Husain dari bapaknya Ali Ra dan ini merupakan cara yang sangat shohih yang dianggap sanad yang paling shohih[3]
.

2.Abdullah bin Mas’ud
Beliau adalah Abdullah bin Ghofil keturunannya sampai kepada Mudhor dan beliau akrab dipanggil Abu Abdurrahman al-Hudzli. Beliau mempunyai seorang ibu yang bernama Ummu Abd binti Abd WÂd dari Hudzail terkadang beliau dipanggil Ibnu Ummi Abdul. Beliau salah satu dari golongan orang yang pertama masuk Islam dan beliau pernah mengikuti hijrah bersama Rasulullah sebanyak 2 kali serta beliau sering mengikuti peperangan bersama Rasulullah diantaranya perang Badar, Uhud, Khondak.
Beliau mempunyai banyak keistimewaan diantaranya Rasulullah pernah melihat beliau di surga dalam keadaan di tempat yang tinggi dan mulia, sebagaimana perkataan Rasulullah: Kalau seandainya aku menunjuk seseorang bukan atas dasar musyawarah kaum Mu’minin maka aku akan menunjuk Ibnu Ummi Abd. diantara kesibukannya, beliau pernah menjabat sebagai direktur utama Baitul Maal di Kuffah pada masa Kholifah Umar dan Usman Ra. Menjelang wafatnya beliau pergi ke Madinah dan menetap disana sampai akhirnya diusianya yang ke 60 beliau pulang keharibaan Allah yang Maha Kuasa pada tahun 32 H dan disemayamkan di pemakaman Baqi pada malam hari.

A. Keilmuannya
Abdullah bin Mas’ud adalah Sohabat yang paling hafal dalam menghafal kitab Allah sampai Rasulullah senang mendengarkan lantunan ayat al-Qur’an dari beliau. Diriwayatkan atas Abdullah bin Mas’ud, beliau berkata: Rasulullah berkata kepadaku bacakanlah aku surat an-Nisa, dan Ibnu Mas’ud berkata: saya telah berkata aku akan mebacanmu. Kemudian Rasulullah berkata: Sesungguhnya aku senang mendengarkan bacaan dari selanku, Ibnu Mas’ud membaca sampai ayat….. Maka Rasulullah meneteskan air matanya. Dalam hadistnya Rasulullah berkata: Barang siapa yang ingin membaca al-Qur’an sesuai dengan apa yang diturunkan maka bacalah kepada Ibnu Ummi Abdi.
Diriwayatkan oleh Masruq, beliau berkata: Selesailah ilmu Sohabat Rasulullah kepada 6 orang yaitu Umar, Ali, Abdullah bin Mas’ud, Ubay bin Ka’ab, Abu Darda, Zaid bin Tsabit. Dan selesailah ilmu mereka berenam kepada 2 orang yaitu Ali dan Abdullah.

B. Kedudukan Ibnu Mas’ud dalam menafsirkan al-Qur’an
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu Abbas, beliau berkata: Sesungguhnya seorang dari kita apabila mempelajari 10 ayat tidak akan berlanjut hingga mengetahui maknanya dan mengamalkannya. Dikisahkan bahwasannya beliau talaqqi al-Qur’an kepada Rasulullah sebanyak 70 surat[4]
. Rasulullah berkata kepada Ibnu Mas’ud pada permulaan beliau masuk Islam: Sesungguhnya kamu seperti anak yang dididik. Dalam hadist lain Rasulullah berkata: Barang siapa yang ingin membaca al-Qur’an dengan segar sesuai yang dirurunkan maka bacalah kepada Ibnu Ummi Abd[5]. Ibnu Mas’ud merupakan salah satu Sohabat yang paling mengetahui dalam hal al-Qur’an sampai-sampai beliau berkata:Demi Allah tiada Tuhan selainnya, tidak ada satu pun surat dari kitab Allah kecuali aku mengetahui dimana diturunkannya , dan tidak satu pun ayat dari kitab Allah kecuali aku mengetahui buat siapa ayat itu diturunkan, dak kalau seandainya ada seseorang yang lebih pandai dariku tentang kitab Allah maka aku akan datang kepadanya dengan menunggangi unta[6].

Periwayatan Abdullah bin Mas’ud dalam mentafsirkan al-Qur’an
Ibnu Mas’ud adalah orang yang paling banyak meriwayatkan tentang al-Qur’an setelah Ibnu Abbas adapun kata Imam Suyuti: Ibnu Mas’ud adalah Sohabat yang paling banyak meriwayatkan tentang al-Qur’an setelah Ali[7]
. Diantara toriq/jalan yang terkenal periwayatannya sampai kepada Abdullah bin Mas’ud:
- Toriq ‘Amasy dari Abu Dhuha dari Masyruq dari Ibnu Mas’ud dan jalan ini merupakan toriq yang paling shohih dan selamat. Hal ini banyak diriwayatkan oleh Bukhori.
- Toriq Mujahid dari Abu Muammar dari Ibnu Mas’ud dan ini juga jalan yang shohih.
- Toriq ‘Amasy dari Abu Wail dari Ibnu Mas’ud
- Toriq Assadil Kabir dari Murrah al-Handani dari Ibnu Mas’ud dan toriq ini banyak diriwayatkan oleh Hakim dalam Mustadroknya.
- Toriq Abu Ruq dari Dhohhak dari Ibnu Mas’ud dan hal ini banyak di keluarkan oleh Ibnu Jarir dalam kitabnya. Cara yang terakhir ini tidak dilegalkan, karena Dohhak tidak mengikuti Ibnu Mas’ud dan cara ini merupakan toriq yang terputus.

3. Ubay bin Ka’ab
Beliau adalah Ubay bin Ka’ab Qois al-Anshori al-Khozroji dan beliau akrab dipanggil Abul Mandzur dan Abu Tufail ini merupakan nama samaran pertama yang diberikan Rasulullah adapun nama samaran dari Rasulullah juga yang kedua adalah Umar. Beliau merupakan sekretaris pertama Rasulullah di Madinah dan para ulama bertentangan tentang waktu wafatnya banyak yang mengatakan pada saat Kholifah Umar bin Khotob.

Keilmuannya
Ubay bin Ka’ab merupakan pemimpin para qori pada waktu itu dan yang merupakan salah satu sekretaris Rasulullah penulis al-Qur’an pada masa Rasulullah. Ubay bin Ka’ab merupakan salah satu Sahabat yang dekat dengan Rasulullah Rasulullah berkata: Sebaik-sebaiknya bacaan mereka pada Ubay bin Ka’ab. Dari Anas bin Malik berkata: Sesungguhnya Nabi Muhammad Saw berkata kepada Ubay bin Ka’ab: Sesungguhnya Allah memerintahkanku untuk membacakan kepadamu ayat


Kemudian Ubay bin Ka’ab bertanya: apakah Allah menyebut namaku kepadamu? Maka Rasulullah menjawab: Ya. Ketika Ubay bin Ka’ab mendengarkan jawaban itu maka Ubay bin Ka’ab menangis. Demikian tadi diantara keistimewaan yang dimiliki oleh Sahabat Ubay masih banyak lagi sebenarnya kalau kita merujuk kepada kitab-kitab sejarah. Diantara keistimewaan beliau adalah beliau merupakan salah satu hakim dimasa Sahabat sebagaiman perkataan Masruq: Diantara Hakim dikalangan Sahabat Ra ada 6 orang yaitu Umar, Ali, Abdullah, Zaid, Ubay dan Abu Musa.

Kedudukan Ubay dalam Tafsir
Diantara para Sahabat yang paling mengetahui tentang kitab Allah adalah Ubay bin Ka’ab dan beliau orang yang paling berpengalaman pada masalah Yahudi serta mengetahui pula masalah rahasia kitab-kitab terdahulu.

[1]
Syekh Sholeh Usaimin, Ushul Fi Tafsir, Maktabah al-Islamiyyah, Cairo, hal. 33
[2]
H.R Bukhori dan Muslim
[3]
Muqoddimah Ibnu Sholah hal.9
[4]
Syekh Sholeh Utsaimin, Ushul Fittafsir, Hal.34
[5]
H.R Ibnu Majah
[6]
H.R Bukhori dan Muslim
[7]
Imam Suyuti, al-Itqon, Juz 2, Hal. 187

Baca Selengkapnya ....

Studi Al-Quran Hadist dan Pemikiran Islam

Posted by Vika 0 komentar

AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG LARANGAN BERBUAT ZHALIM

AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG LARANGAN BERBUAT ZHALIM
MAKALAH
Di susun guna memenuhi tugas kuliah
TAFSIR AHKAM
Dosen Pengampu :
Drs. H. Muhammad Yusuf
 
Di susun oleh :
1. HIDAYATI FAUZIYAH  
2. BUSTOMI
3. MUH NANANG YUSUF

JURUSAN TAFSIR DAN HADITS
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRANISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013

Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk yang diberi akal oleh Allah swt, karenanyalah manusia disebut sebagai makhluk yang paling sempurna. Akal manusia digunakan untuk berfikir tentang segala hal yang ada. Termasuk tentang segala tindakan yang akan dilakukannya. Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh cara berfikir mereka terhadap apa yang sedang mereka hadapi. Baca lebih lanjut

Hadist Tentang Rekayasa Kemiripan Anak

 Oleh: Hidayati Fauziyah
Latar Belakang Masalah
            Perkembangan ilmu pengetahuan tidak bisa kita bendung. Sains dan teknologi terus mendominasi dunia. Keberadaan ilmu-ilmu tersebut saling melengkapi satu sama lain. Bahkan kolaborasi yang terjadi bukan hanya di ilmu alam saja tetapi juga perpaduan antara ilmu alam dan agama, lebih tepatnya bagaimana agama melalui al-Quran dan hadist Nabi saw menjawab berbagai pengetahuan dan penemuan. Hadist yang merupakan segala yang berkaitan tentang Nabi saw jauh sebelum ilmu alam ini berkembang dengan pesat. Tetapi banyak hadist yang menceritakan tentang berbagai macam hal tentang sains yang baru akhir-akhir ini dapat dibuktikan oleh hasil penemuan para ilmuan barat. Baca lebih lanjut

Tafsir Corak Teologis-Falsafi

TAFSIR CORAK TEOLOGIS-FALSAFI
(ABAD PERTENGAHAN ISLAM)
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
- Madzahib At-Tafsir -
Dosen Pengampu : Dr. Abdul Mustaqim



Disusun Oleh:
Fandi Ahmad SH            : 11530043
Hidayati Fauziyah           : 11530036
Yuanita Ma’rufah           : 11530107
Chamida Mardiyanti       : 11530105
Ali Mustajab                        : 11530069

JURUSAN ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN STUDI AGAMA DAN PEMIKIRAN ISLAM
2013
BAB I
PENDAHULUAN

Pekembangan penafsiran terus berkembang mulai dari wafatnya Nabi Muhammad saw. Dimulai pada periode Islam klasik kemudian periode pertengahan dan terus berkembang sampai masa modern-kontemporer. Pada masa pertengahan, muncul berbagai corak penafsiran seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang ada.  Dengan perkembangan ilmu pengetahuan itu juga membuat penafsiran semakin berwarna. Tafsir pada masa ini lebih terbagi-bagi dalam berbagai corak atau nuansa khusus yang memberikan warna tersendiri terhadap tafsir. Salah satunya adalaha tafsir yang bercorak falsafat atau yang lebih dikenal dengan tafsir falsafi.
Baca lebih lanjut

KAIDAH ISTIFHAM

KAIDAH ISTIFHAM
MAKALAH
Di susun guna memenuhi tugas kuliah
ULUM AL-QURAN II
Dosen Pengampu :
Prof. DR. H MUHAMMAD CHIRZIN, M.Ag
 
Di susun oleh :
HIDAYATI FAUZIYAH   (11530036)
JURUSAN TAFSIR DAN HADITS
FAKULTAS USHULUDDIN, STUDI AGAMA DAN PEMIKIRANISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012

PENDAHULUAN
Komunikasi dengan sesama makhluk hidup adalah hala yang sangat diperlukan untuk menjalin hubungan yang harmonis. Hal ini sejalan dengan manusia sebagai makhluk sosial yang harus berkontak dengan yang lain untuk bisa bertahan hidup. Komunikasi sebagai alat dalam penyampaian maksud. Baca lebih lanjut
Oleh: Hidayati Fauziyah
THABAQAT AL-RUWAT
            Thabaqat al-ruwat atau yang lebih dikenal dengan ilmu thabaqat adalah ilmu yang dengannya kita ketahui sejarah orang-orang yang sebaya atau sama-sama berguru pada seseorang. Didalamnya juga ada biografi para rawi dan keadaan mereka dari masa ke masa, generasi ke generasi. Ilmu ini muncul karena beraneka macam usaha dalam mengumpulkan hadist. Baca lebih lanjut

HADIST-HADIST TENTANG KIAMAT SUGHRA

HADIST-HADIST TENTANG KIAMAT SUGHRA
MAKALAH
Di susun guna memenuhi tugas kuliah
HADIS AQIDAH
Dosen Pengampu :
Bpk Drs. H. MOHAMAD YUSUP, M.Ag
Di susun oleh :
HIDAYATI FAUZIYAH   (11530036)

JURUSAN TAFSIR DAN HADITS
FAKULTAS USHULUDDIN, STUDI AGAMA DAN PEMIKIRANISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012

PENDAHULUAN
            Kehidupan pasti akan menemui tentang ajal. Kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput kita. Sebagai orang muslim tentunya kita sudah tahu bahwa di dalam rukun iman, pada iman yang kelima yaitu kita di suruh iman kepada hari kiamat. Dalam menghadapai hari kiamat ini, tentunya kita harus mempersiapkan bekal. Karena kita tidak tahu kapan hari kiamat itu akan datang, sehingga kita perlu mempersiapakan terlebih dahulu. Baca lebih lanjut

Resensi Buku: Pengantar Filsafat Islam

Nama  : Hidayati Fauziyah
Nim     : 11530036

FILSAFAT ISLAM
  1. A.    Identitas Buku
Judul Buku                                          : Pengantar Filsafat Islam
Pengarang Buku                                  : Ahmad Hanafi, Ma
Nama Penerbit                                    : PT. Bulan Bintang
Cetakan dan Tahun Terbit                  : Cetakan keenan Tahun 1996
Tebal Buku dan Jumlah Halaman       : 208 Halaman; 24,5 cm

  1. B.     Pengantar Filsafat Islam
Buku ini terdiri dari 14 bab dan bermacam-macam subbab. Kata pengantar buku ini disampaikan oleh Prof. H. Mukhtar Yahya. Dalam pengantar buku ini pak yahya menjelaskan bahwa Filsafat tidak bertentangan dengan Islam. DI dalam Islam justru diabjurkan untuk berfilsafat. Baca lebih lanjut

BUTIR-BUTIR PEMIKIRAN HASAN HANAFI

BUTIR-BUTIR PEMIKIRAN HASAN HANAFI
MAKALAH
Di susun guna memenuhi tugas kuliah
ALIRAN MODERN DALAM ISLAM
Dosen Pengampu :
Bpk.MUH. HIDAYAT NOOR, M.Ag
Di susun oleh :
1. FUAD HASAN                   (10530067)
2. DIBTIL HADIST S.H        (11530061)
2. ABDULLAH ZAHIR         (11530097)
3. HIDAYATI FAUZIYAH   (11530036)

JURUSAN TAFSIR DAN HADITS
FAKULTAS USHULUDDIN, STUDI AGAMA DAN PEMIKIRANISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012 / 2013

PENDAHULUAN
Dalam sejarah dan kebudayaan  Islam di bagi dalam beberapa periodesasi. Pada periode klasik peradaban islam sangat maju, dilihat dari ilmu pengetahuan, kebudayaan, artitekstur yg ada pada masa itu sangat maju. Padahal di dunia barat masih gelap gulita tentang ilmu pengetahuan, kebudayaan. Bisa di katakan pada masa itu barat sangat tertinggal sekali dengan dunia Islam. Mulai pada pertengahan Barat sudah mulai bangkit sedangkan islam mulai terpuruk akibat dari serangan bangsa mongol. Ilmu pengetahuan, kebudayaan dan bahkan kehidupan di dunia islam bisa di bilang mati. Pada masa periode modern ini islam mulai bangkit dari keterpurukan, mengejar ketertinggalan dari dunia barat. Baca lebih lanjut

AYAT-AYAT MUHKAM DAN MUTASYABIH

AYAT-AYAT MUHKAM DAN MUTASYABIH
MAKALAH
Di susun guna memenuhi tugas kuliah
ULUMUL QURAN 1
Dosen Pengampu :
Bpk. Moh. Hidayat Noor
 
Di susun oleh :
1. FASLUL INDRAWAN       (11530009)
2. HIDAYATI FAUZIYAH   (11530036)  
JURUSAN TAFSIR DAN HADITS
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2011 / 2012
PENDAHULUAN
al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab. Karena itu, untuk memahami hukum-hukum yang di kandung nash-nash al-Qur’an diperlukan  pemahaman dalam kebahasaan dalam hal ini adalah bahasa Arab. Para ulama’ yang ahli dalam bidang ushul fiqh, telah mengadakan penelitian secara sesama terhadap nash-nash al-Qur’an, lalu hasil penelitian itu diterapkan dalam kaidah-kaidah yang menjadi pegangan umat Islam guna memahami kandungan al-Qur’an dengan benar. Baca lebih lanjut

Baca Selengkapnya ....
Template by Cara Membuat Email | Copyright of vika ardiansyah.